Luar Biasa, Bayi Laki-laki Terkecil di Dunia Bisa Tumbuh Sempurna

7 Maret 2019 9:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bayi laki-laki yang lahir premature sebelum dibawa oleh keluarganya Foto: Keio University School of Medicine Department of Pediatrics
zoom-in-whitePerbesar
Bayi laki-laki yang lahir premature sebelum dibawa oleh keluarganya Foto: Keio University School of Medicine Department of Pediatrics
ADVERTISEMENT
Agustus 2018 lalu, seorang bayi laki-laki lahir di Tokyo, Jepang, dengan bobot hanya 268 gram. Tubuhnya tak lebih besar dari telapak tangan orang dewasa.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan keterangan tim dokter di Keio University Hospital, tubuh sang bayi berhenti tumbuh saat umurnya masih 24 minggu di dalam kandungan. Untuk menghindari kematian, dokter melakukan operasi caesar.
Saat bayi itu berhasil dikeluarkan, ukuran tubuh bayi tersebut jauh lebih kecil ketimbang bayi pada umumnya. Si bayi juga kesulitan bernapas.
Lima bulan berlalu, pada 20 Februari 2019, bayi laki-laki itu akhirnya keluar dari rumah sakit, dan diperbolehkan pulang bersama keluarganya. Sekarang, yang menjadi kabar luar biasa, bayi mungil itu telah tumbuh sempurna dan memiliki berat 3,2 kilogram. Hal ini membuat bayi tersebut telah mencatatkan sejarah sebagai bayi laki-laki terkecil di dunia yang mampu bertahan hidup.
Bayi laki-laki saat dilahirkan dengan berat 268 gram Foto: Keio University School of Medicine Department of Pediatrics
“Hanya ada empat bayi sekecil ini yang selamat yang kita ketahui dalam sejarah umat manusia,” ujar Dr Edward Bell, profesor pediatri neonatal di Carver College of Medicine University of Iowa. “Sejauh yang saya tahu, untuk bayi laki-laki ini sangat langka,” imbuhnya, dilansir Live Science.
ADVERTISEMENT
Bell merupakan pendiri Tiniest Babies Registry, pusat data bayi-bayi terkecil di dunia sejak 1936. Menurutnya, bayi laki-laki yang lahir di Tokyo pada Agustus lalu, menjadi bayi terkecil keempat yang masuk dalam daftarnya. Adapun tiga bayi sebelumnya berjenis kelamin perempuan berasal dari Tokyo, Illinois, dan Jerman, yang masing-masing memiliki berat badan 265 gram, 260 gram, dan 252 gram.
Berdasarkan catatannya, dari 210 bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 400 gram, 75 persennya berjenis kelamin perempuan. “Dalam kasus-kasus bayi prematur, sebenarnya lebih banyak terjadi pada bayi laki-laki. Namun, bayi perempuan lebih bisa bertahan hidup,” kata Bell.
Lebih lanjut Bell menjelaskan, bayi yang lahir prematur berhenti berkembang di dalam rahim karena plasenta sang ibu tidak memberikan oksigen dan nutrisi kepada bayi untuk tumbuh dengan baik. Bayi prematur juga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan kemampuan belajar dan lebih rentan terkena masalah kesehatan ketimbang bayi yang lahir secara normal.
ADVERTISEMENT