Lucu, 56 Persen Orang AS Minta Setop Penggunaan Angka Arab di Sekolah

17 Mei 2019 15:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Angka Arab. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Angka Arab. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Survei Civic Science, sebuah perusahaan survei di Amerika Serikat (AS), menemukan bahwa 56 persen orang AS ingin agar angka Arab dilarang diajarkan di sekolah-sekolah mereka. Dalam survei itu, Civic Science menanyakan 3.624 orang AS atas sebuah pertanyaan.
ADVERTISEMENT
Adapun pertanyaannya adalah sebagai berikut: "Haruskah sekolah-sekolah di Amerika mengajarkan angka Arab sebagai bagian dari kurikulum mereka?".
Dari hasil survei tersebut, mereka menemukan ada 2.020 orang atau sekitar 56 persen dari total responden yang mengatakan "tidak". Sementara hanya 29 persen responden yang mengatakan "iya".
Hasil survei ini terbilang lucu. Pasalnya angka 0,1,2,3,4,5,6,7,8, dan 9, yang selama ini kita gunakan, baik dalam bentuk aksara Latin, Romawi, China, Jepang, atau lainnya, sebenarnya adalah angka Arab. Banyak negara, termasuk Amerika Serikat dan Indonesia, menggunakan angka itu dalam kesehariannya.
Tampaknya banyak orang di AS meminta agar sekolah-sekolah menyetop pendidikan angka Arab tersebut tanpa memahami dengan benar lebih dulu apa itu angka Arab. Mereka lebih terpaku pada kata “Arab” yang ditanyakan dalam survei.
Ilustrasi Angka 12 Foto: Pixabay/ missrosienose
Survei itu sendiri memang didesain untuk menunjukkan dorongan kesukuan dari seseorang agar mereka menjawab pertanyaan tanpa memahaminya lebih dahulu. Ini agar bisa melihat bias dari mereka.
ADVERTISEMENT
"Tujuan kita dalam eksperimen ini adalah untuk menggoda rasa prasangka dari mereka yang tidak mengerti pertanyaan ini," ujar CEO Civic Science, John Dick.
"Kebanyakan orang tidak mengetahui asal sejarah dari sistem angka kita dan mereka tetap memilih jawaban sesuai dorongan kesukuan. Kita bisa punya anggapan beda soal mana yang lebih buruk, tapi keduanya membuktikan hal yang sama," lanjut dia, sebagaimana dilansir IFL Science.
Prasangka tidak hanya pada kata Arab
Bias prasangka ini tidak hanya terjadi pada kata Arab. Survei tersebut juga memberi pertanyaan: "Haruskah sekolah-sekolah di Amerika mengajarkan teori penciptaan milik pendeta Katolik Georges Lemaître sebagai bagian dari kurikulum sains?". 53 persen responden memberi jawaban "tidak" pada pertanyaan ini.
ADVERTISEMENT
Padahal teori penciptaan Georges Lemaitre berkaitan dengan alam semesta yang mengembang dan berekspansi. Teori ini dikonfirmasi oleh Teleskop Hubble dan sekarang dikenal sebagai Teori Big Bang atau Teori Ledakan Dahsyat.
"Saya minta maaf harus mengatakan ini, tapi tampaknya masing-masing sisi memiliki prasangka buta," papar Dick.
Dari sini kita bisa melihat bahwa dibanding menjawab "tidak tahu", orang-orang di AS cenderung memberi jawaban sejalan dengan prasangka milik mereka.
Pada 2015 pernah terjadi kejadian lucu sekaligus menyedihkan yang membuktikan bahayanya prasangka. Waktu itu Public Policy Polling di AS mengeluarkan hasil survei yang mengatakan bahwa 41 persen pendukung Trump menyetujui pengeboman Agrabah. Lucunya, Agrabah sebuah kota fiksi di dalam kisah Aladdin milik Disney.
ADVERTISEMENT