Mahasiswa Unika Atma Jaya Kembangkan Robot Pencari Korban Bencana

15 Juli 2019 19:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prototipe robot pencari korban bencana. Foto: Dok. Humas Unika Atma Jaya
zoom-in-whitePerbesar
Prototipe robot pencari korban bencana. Foto: Dok. Humas Unika Atma Jaya
ADVERTISEMENT
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 2.564 kejadian bencana di Indonesia sepanjang tahun 2018. Para korban bencana, misalnya gempa bumi atau banjir dan longsor, sering kali sangat sulit dijangkau oleh tim pencari dan penyelamat karena lokasinya yang terisolasi.
ADVERTISEMENT
Permasalahan ini membuat sekelompok mahasiswa dari Program Studi Teknik Mesin Unika Atma Jaya, yaitu Yosua Kurniawan, Ferdinand Edlim, dan Febrian Andika, berusaha untuk berinovasi menciptakan teknologi pencarian dan penyelamatan korban bencana. Ketiga anak muda itu telah mengembangkan robot yang mereka namakan Search and Rescue Hybrid Robot (SRHR) ini sejak tahun 2018.
Prototipe robot pencari korban bencana. Foto: Dok. Humas Unika Atma Jaya
Sekarang, prototipe robot ini telah dilengkapi dengan teknologi hybrid sehingga mampu bergerak dengan roda dan berjalan dengan kaki. Teknologi ini membuat si robot dapat digunakan di lingkungan industri maupun lingkungan alam seperti gua, tanah, dan jalan berbatu.
“Produk ini merupakan prototipe yang masih akan kami kembangkan. Masih banyak hal yang harus dicoba seperti pengaplikasian feedback control, image recognition, GPS, serta proses pembuatan produk yang lebih dapat diandalkan,” jelas Christiand, pengajar Prodi Teknik Mesin Unika Atma Jaya yang menjadi pembimbing ketiga mahasiswa itu, sebagaimana dalam pernyataan tertulis yang diterima kumparan dari Humas Unika Atma Jaya, Senin (15/7).
ADVERTISEMENT
Christiand juga memaparkan bahwa selama ini mereka hanya mengandalkan teknologi 3D printing pada prototipe robot ini sehingga masih banyak hal yang harus mereka sempurnakan.
Tim mahasiswa Unika Atma Jaya dan dosennya (kiri). Foto: Dok. Humas Unika Atma Jaya
Sejauh ini, si robot pencari korban bencana baru menjalani uji coba terkait fungsi modul dan pergerakannya saja. Meski begitu, robot ini bersifat modular sehingga memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut oleh orang lain
Penelitian pengembangan robot ini sedikitnya telah menghabiskan biaya Rp 15 juta. Ketiga mahasiswa dan dosennya itu berharap, nantinya robot ini bisa berguna untuk membantu misi pencarian dan penyelamatan korban bencana di Indonesia.
Catatan redaksi: Tulisan ini sebelumnya berjudul "Mahasiswa Unika Atma Jaya Kembangkan Robot Pendeteksi Gempa", tapi sejak Selasa (16/7) malam kami ganti menjadi "Mahasiswa Unika Atma Jaya Kembangkan Robot Pencari Korban Bencana" berikut juga dengan isinya. Pihak Unika Atma Jaya menghubungi redaksi dan memohon maaf "karena adanya kekeliruan informasi pada siaran pers berjudul 'Mahasiswa Unika Atma Jaya Kembangkan Robot Pendeteksi Gempa' yang disebar pada Senin (15/7) lalu."
ADVERTISEMENT