news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mana yang Lebih Banyak Bakar Kalori: Duduk, Berdiri atau Berbaring?

12 September 2019 19:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi timbangan berat badan Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi timbangan berat badan Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Riset yang dilakukan tim peneliti dari University of Granada di Spanyol mengungkap posisi mana yang paling banyak membakar kalori. Menurut riset, posisi berdiri menggunakan energi yang lebih banyak dibanding saat seseorang duduk atau berbaring. Ini artinya berdiri bisa membantu membakar kalori yang jika menumpuk menjadi lemak di tubuh.
ADVERTISEMENT
Hasil temuan tim itu telah dipublikasikan di jurnal PLOS One pada 12 Juni 2019. Riset mengungkap bahwa saat berdiri selama enam jam, tubuh menghabiskan 45 kilokalori lebih banyak dibanding saat tubuh di posisi tidur atau duduk.
Di samping itu, peneliti menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan terkait jumlah energi yang digunakan saat seseorang duduk atau berbaring. Dalam riset ini, tim peneliti mempelajari 55 orang responden dewasa yang rata-rata berusia 21 tahun dan sebagian besar adalah perempuan.
Para periset mempelajari jumlah energi yang para responden gunakan saat duduk, berbaring, dan berdiri. Tim peneliti menggunakan metode yang disebut indirect calorimetry atau kalorimetri tidak langsung untuk menghitung energi yang masing-masing responden gunakan pada tiga posisi berbeda, yaitu duduk, berbaring, dan berdiri.
ADVERTISEMENT
Metode itu bisa menghitung jumlah energi yang tubuh habiskan dengan mempelajari jumlah oksigen yang tubuh gunakan dan karbon dioksida yang tubuh hasilkan. Hasilnya, mereka menemukan bahwa berdiri menghabiskan lebih banyak energi dibanding duduk atau berbaring.
Tim peneliti juga menemukan bahwa responden terbagi dalam dua kelompok pengguna energi, yaitu savers (yang sedikit menggunakan energi) dan spenders (yang banyak menggunakan energi. Mereka dalam kelompok spenders menggunakan lebih banyak energi saat berganti posisi dari berbaring atau duduk ke berdiri.
“Savers mengonsumsi sangat sedikit energi saat beraktivitas ini membuat perbedaan antara duduk, berbaring, atau berdiri, nyaris tidak ada bagi mereka,” ujar pemimpin riset, Francisco J. Amaro-Gahete, dilansir Medical News Today.
Sedangkan spenders membakar 10 persen lebih banyak energi ketika mereka berganti posisi dari berbaring atau duduk ke posisi berdiri, jelas Amaro Gahete.
ADVERTISEMENT
Tim peneliti sendiri belum mengetahui pasti kenapa bisa muncul dua kelompok pemakai energi yang berbeda ini. Mereka mengatakan jika jawaban pastinya terungkap, maka kita bisa mengetahui alasan kenapa ada orang yang sulit turun berat badan dan ada yang mudah melakukannya.
Para periset menyimpulkan bahwa orang yang pekerjaannya banyak duduk, seperti pekerja kantoran, harus lebih sering berdiri. Jonatan R. Ruiz, anggota tim peneliti, mengatakan bahwa yang terpenting adalah untuk mengubah posisi ketika seseorang sudah duduk terlalu lama.
Aktivitas petugas Call Center KPK di Gedung KPK Kuningan, Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
“Jika seseorang bangun dari duduknya, mengambil 10 langkah, dan duduk kembali, efek negatif dari gaya hidup tidak banyak bergerak akan sangat menurun,” ujar Ruiz.
Amaro Gahete juga mengatakan hal serupa. Menurutnya, riset terbaru ini mengingatkan kita atas bahaya dari duduk terlalu lama dan manfaat atas menguranginya.
ADVERTISEMENT
“Jika kita mengambil langkah untuk mengatasi gaya hidup tidak banyak bergerak dengan membuat perubahan gaya hidup kecil, seperti lebih banyak berdiri, ini bisa mengurangi risiko munculnya kondisi semacam obesitas atau diabetes tipe 2,” imbuhnya.