Manusia Bisa Bekerja Sama karena Pandai Berbohong

24 Desember 2018 9:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Teman Kantor (Foto: Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Teman Kantor (Foto: Unsplash)
ADVERTISEMENT
Salah satu keistimewaan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya adalah manusia mampu berkumpul dan bekerja sama dalam jumlah sangat banyak. Meskipun ada hewan-hewan yang disebut sebagai hewan sosial, mereka tetap tidak dapat berkumpul dalam jumlah sebesar kumpulan manusia.
ADVERTISEMENT
Contohnya, serigala hanya dapat berkumpul dalam sebuah kelompok yang berjumlah maksimal 15 ekor. Sementara simpanse dapat berkumpul dalam satu komunitas yang terdiri dari 15 hingga 120 ekor.
Tidak hanya sekadar berkumpul dalam jumlah banyak, manusia dapat memanfaatkan kumpulan dalam jumlah besar tersebut untuk bekerja sama. Contohnya saja sebuah perusahaan dapat mempekerjakan ratusan hingga ribuan orang yang semuanya bekerja sama untuk kepentingan perusahaan.
Mengapa manusia dapat berkumpul dan bekerja sama dalam jumlah yang besar? Ahli bedah saraf Rumah Sakit Mayapada Tangerang, dr. Roslan Yusni Hasan, punya jawabannya.
"Kenapa? Karena kita pandai berbohong," katanya saat mengisi acara FGD Media Neuroscience, Politik, dan Peran Media dalam Mengedukasi Kesehatan Emosional, Sosial, dan Ekologikal Masyarakat Indonesia di Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (21/12).
dr. Roslan Yusni Hasan. (Foto: Zahrina Noorputeri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
dr. Roslan Yusni Hasan. (Foto: Zahrina Noorputeri/kumparan)
"Kerja sama manusia itu diperlukan kalau kita sepakat saling bohong," tegas dokter yang akrab disapa Riyu ini.
ADVERTISEMENT
Ia mencontohkan, dalam sebuah perusahaan, mungkin ada anak buah yang tidak menyukai atasannya. Namun, alih-alih menyuarakan perasaannya, ia memilih untuk berbohong dan tetap bersikap sopan pada atasannya demi menjaga keutuhan kelompok kerja mereka.
"Ya bolehlah, kita bilang white lie. Biarpun white tapi lie, kan?"
Lalu, mengapa manusia bisa berbohong?
"Kebohongan itu dengan apa? Dengan bahasa, tubuh kita tidak bisa berbohong," jelas dokter yang akrab disapa Riyu ini. "Bahasa tubuh itu tidak memungkinkan kita menyampaikan yang tidak sesungguhnya," paparnya.
Pada otak, kemampuan berbicara manusia diatur di wilayah yang disebut area broca. Area tersebut yang membuat manusia bisa bicara.
"Kalau area ini rusak, manusia tidak bisa ngomong. Dia tahu ini gelas, tapi tidak bisa ngomong."
Ilustrasi Berbohong (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Berbohong (Foto: Thinkstock)
Kemampuan bahasa verbal bukan hanya milik manusia, tapi kemampuan ini juga dapat ditemukan ditemukan pada monyet ekor panjang. Sama seperti manusia yang bisa berbohong karena memiliki kemampuan verbal, monyet ekor panjang pun bisa berbohong.
ADVERTISEMENT
"Ada sekitar 112 kalimat yang dimiliki macaca (monyet ekor panjang) misalnya awas ada harimau, awas ada elang."
Kemampuan verbal tersebut ternyata ada juga yang menyalahgunakan. Seekor monyet bisa saja mengeluarkan peringatan bahaya, bukan untuk memberitahu agar teman-temannya waspada. Setelah monyet lain bersembunyi karena panik, monyet yang berbohong ini kemudian memakan makanan monyet yang bersembunyi.
Berkat kemampuan verbalnya itulah, manusia mengalami lompatan kognitif yang membuatnya mampu melihat dunia dengan cara yang berbeda dengan hewan lain. Tak hanya itu, dengan kemampuan ini manusia juga jadi memiliki kemampuan untuk bekerja sama.