Medan Magnet di Kutub Utara Bergeser, Apa Dampaknya?
ADVERTISEMENT
Dengan adanya perubahan, para ilmuwan pun memutuskan untuk memperbarui model medan magnet dunia alias World Magnetic Model (WMM). Hal ini diumumkan melalui situs resmi pemerintah AS, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).
Awalnya, pembaruan ini dijadwalkan akan dirilis pada 15 Januari lalu, namun akhirnya ditunda karena Amerika Serikat sedang melakukan goverment shutdown yang berlangsung sejak 22 Desember 2018 hingga 25 Januari 2019.
Sebelumnya, WMM diperbarui pada 2015 dan rencananya akan diperbarui lagi pada 2020. Tapi, menyusul cepatnya perubahan yang terjadi di medan magnet Kutub Utara membuat peneliti mempercepat pembaruan tersebut. Biasanya, WMM diperbarui setiap lima tahun sekali.
ADVERTISEMENT
Badan-badan lain, seperti NASA, Administrasi Penerbangan Federal dan Dinas Kehutanan AS, juga mengandalkan WMM untuk survei dan pemetaan, pelacakan satelit dan antena, dan manajemen lalu lintas udara.
Bahkan perusahaan smartphone dan pembuat aplikasi teknologi membutuhkan WMM, sehingga mereka bisa menggunakan kompas, peta, atau layanan GPS yang akurat.
"Kami secara teratur mengevaluasi kualitas dan akurasi model dengan membandingkannya dengan data yang lebih baru," kata Arnaud Chulliat, ahli geofisika di University of Colorado Boulder dan peneliti NOAA, seperti dikutip dari ScienceAlert.
Pembaruan ini hanya akan digunakan pada tahun 2019 saja. Pada akhir tahun ini, World Magnetic Model akan kembali diperbarui yang berlaku untuk tahun 2020 hingga 2025.
ADVERTISEMENT