Membeku Selama 51 Tahun, Mani Domba Jantan Tetap Bisa Hamili Betinanya

19 Maret 2019 17:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi domba Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi domba Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Cairan mani domba jantan ini tak kehilangan ketokcerannya meski telah membeku selama lebih dari setengah abad. Sperma domba jantan ini terbukti berhasil membuat 34 domba betina hamil.
ADVERTISEMENT
Hal ini membuktikan, sperma aman disimpan di dalam cairan nitrogen dengan temperatur minus 196 derajat Celcius.
"Kami percaya bahwa ini adalah mani tertua yang disimpan dari spesies manapun di dunia dan merupakan sperma tertua yang digunakan untuk memproduksi keturunan," kata peneliti Jessica Rickard dikutip dari IFL Science.
Ilustrasi sperma. Foto: pixabay
Para peneliti dari University of Sydney menggunakan mani yang dibekukan pada 1968 ini untuk melakukan inseminasi pada 34 domba betina. Cairan mani yang dibekukan itu berasal dari empat domba berbeda. Sedangkan cairan mani yang digunakan oleh Rickard berasal dari satu domba bernama Sir Freddie.
Rickard mengatakan bahwa sebelum inseminasi dilakukan, ia telah melakukan penelitian terhadap sel-sel sperma di cairan mani itu. Ia menghangatkan cairan mani dan melakukan tes vitro untuk melihat mobilitas, kecepatan, kelangsungan hidup, dan integritas DNA dari sel-sel sperma seperti di bawah ini.
ADVERTISEMENT
Domba-domba yang lahir dari hasil inseminasi sperma ini semuanya normal. Mereka punya bulu-bulu domba yang kerutannya mirip dengan domba jenis Merino.
Dari 56 domba betina yang diinseminasi, 34 berhasil hamil. Artinya sperma Sir Freddie punya tingkat kesuksesan 61 persen meski telah dibekukan selama 51 tahun.
Sementara yang para peneliti ketahui, sperma domba modern hanya punya tingkat kesuksesan 59 persen. Tapi, perbedaan ini tidak banyak berpengaruh dalam hal penilaian kesuburan.
"Hal ini menunjukkan kelangsungan hidup yang jelas dari cairan mani yang telah lama dibekukan. Hasil ini menunjukkan bahwa kesuburan tetap bisa bertahan meski (sel sperma) telah disimpan selama 50 tahun di dalam cairan nitrogen," kata pemimpin riset Simon de Graaf.
Temuan ini juga menunjukkan bahwa kita bisa mengandalkan cara penyimpanan sperma di temperatur rendah atau dengan dibekukan. Pemanfaatannya bisa bermacam-macam. Misalnya, untuk riset genetika di masa depan atau agar pasien kanker pria bisa menyimpan spermanya sebelum mulai melakukan kemoterapi atau terapi radiasi.
ADVERTISEMENT