news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Memikirkan Hal Buruk yang Belum Tentu Akan Terjadi Bisa Ganggu Otak

9 Juli 2018 11:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stres  (Foto: Thingstock)
zoom-in-whitePerbesar
Stres (Foto: Thingstock)
ADVERTISEMENT
Dalam suatu studi terbaru, para peneliti menemukan, memikirkan hal yang membuat stres sejak pagi bisa mengganggu kerja otak seseorang.
ADVERTISEMENT
Dilansir Science Alert, dalam studi yang dipublikasikan dalam Journals of Gerontology: Psychological Sciences, dijelaskan bahwa mereka yang saat bangun di awal hari merasa bahwa hari tersebut akan penuh dengan kejadian yang membuat stres, maka memori kerja mereka, yang membantu kerja kognitif seseorang, jadi bekerja dalam tingkat yang lebih rendah sepanjang harinya.
Jadi jika seseorang mengantisipasi suatu hal yang membuat stres, maka hal tersebut justru akan berdampak pada memori kerja mereka. Bahkan meski kemudian tidak ada kejadian yang membuat stres benar-benar terjadi.
"Manusia dapat memikirkan dan mengantisipasi suatu hal sebelum hal itu terjadi, hal ini membantu kita mempersiapkan diri untuk suatu kejadian," ujar Jinshil Hyun, peneliti dalam studi perkembangan manusia dan keluarga.
ADVERTISEMENT
"Namun studi ini juga membuka pendapat bahwa kemampuan tersebut juga dapat berbahaya bagi tubuh, tepatnya fungsi memori harian, meski kejadian membuat stres benar-benar terjadi atau tidak," tambahnya.
Ia juga mengatakan bahwa temuan ini memberikan dugaan bahwa proses terjadinya stres dimulai jauh sebelum kejadian pembuat stres terjadi.
Ilustrasi anak stres. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak stres. (Foto: Thinkstock)
Pentingnya memori kerja
Martin Sliwinski, direktur Center for Healthy Aging di Penn State, menjelaskan bahwa memori kerja dapat mempengaruhi banyak aspek dari hari seseorang.
Hal ini membuat menurunnya memori kerja dan dapat memberikan dampak negatif pada kehidupan seseorang. Terutama, bagi orang lanjut usia yang telah mengalami penurunan kemampuan kognitif.
"Menurunnya tingkat memori kerja dapat membuat Anda lebih mudah melakukan kesalahan saat kerja atau bahkan mengurangi kemampuan Anda untuk fokus," ujar Sliwinski.
ADVERTISEMENT
"Selain itu, jika merujuk pada riset ini dalam konteks penuaan yang sehat, ada beberapa kesalahan kognitif yang bisa sangat berbahaya. Misal meminum obat yang salah atau melakukan kesalahan saat menyetir mobil," tambahnya lagi.
Ilustrasi x-ray otak. (Foto: toubibe via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi x-ray otak. (Foto: toubibe via Pixabay)
Pentingnya pola pikir
Sliwinski juga mengatakan bahwa temuan ini menunjukkan pentingnya pola pikir seseorang di pagi hari, sebelum suatu hal yang membuat stres terjadi.
"Jika Anda pikir hari Anda akan penuh dengan kejadian stres, maka Anda akan merasakan efek tersebut, bahkan jika suatu hal membuat stres tidak terjadi," ujarnya.
"Hal tersebut belum pernah ditemukan dalam riset hingga sekarang, dan hal itu menunjukkan dampak atas bagaimana kita melihat dunia," kata Sliwinski.
Para peneliti juga mengatakan bahwa temuan ini bisa membantu adanya intervensi saat seseorang sedang mengalami kondisi penurunan kemampuan kognisi akibat stres.
ADVERTISEMENT
"Jika Anda bangun dan merasa bahwa hari itu akan menjadi sangat membuat stres, mungkin ponsel Anda akan bisa membantu mengingatkan Anda untuk rileks dan mengambil napas panjang menenangkan sebelum memulai hari Anda," tambahnya lagi. Maksudnya, seseorang bisa mulai berkomunikasi dengan orang lain agar ia berhenti memikirkan hal yang membuat stres tersebut.
Sliwinski juga menjelaskan bahwa mereka tengah berusaha mengembangkan suatu studi yang akan menggunakan sensor khusus agar bisa mendapatkan data yang lebih tajam dan mendalam atas efek dari stres pada keadaan psikologi manusia.