Mendengkur Bisa Merusak Hubungan Pernikahan

20 Maret 2018 21:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendengkur berbahaya bagi kesehatan (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Mendengkur berbahaya bagi kesehatan (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Sebuah studi yang dilakukan di Rush University Medical Center di Chicago, Amerika Serikat menemukan bahwa orang yang tidur mendengkur cenderung lebih sering bertengkar dan berdebat dengan pasangannya.
ADVERTISEMENT
Studi yang dinamakan ‘The Married Couple Sleep Study’ ini melihat hubungan antara suami yang mengalami sleep apnea (gangguan napas saat tidur), dengan kebahagiaan istrinya. Hasilnya, pasangan yang suaminya menderita sleep apnea lebih terancam untuk mengalami perceraian.
“Ini adalah masalah yang umum pada pernikahan, tapi jarang diperhatikan,” kata Rosalind Cartwright, Ph.D, pendiri Sleep Disorder Center di Rush University Medical Center, dilansir Science Daily.
“Pasangan yang memiliki masalah sleep apnea memiliki kemungkinan bercerai lebih tinggi. Dapatkah kita menyelamatkan pernikahan dengan mengobati sleep apnea? Itulah pertanyaan yang kami coba untuk jawab.”
Pertengkaran sore itu, di antah berantah (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Pertengkaran sore itu, di antah berantah (Foto: Pixabay)
Dalam studi ini, pasangan diminta untuk tidur di sebuah laboratorium dan diawasi oleh petugas lab untuk mengetahui pola tidur mereka dan juga bagaimana kualitas tidur seseorang dipengaruhi oleh dengkuran pasangannya. Pasangan yang mendengkur tersebut kemudian menjalani pengobatan dan mereka diperiksa lagi.
ADVERTISEMENT
"Hasil awal yang kami dapat menunjukkan bahwa suami yang mendengkur benar-benar mengganggu tidur istri. Hal ini bukan masalah ringan. Kurang tidur bisa menciptakan ketegangan bagi pasangan dan menciptakan situasi yang tidak bersahabat," kata Cartwright dilansir International Business Times.
Salah seorang istri mengaku terbangun lebih dari delapan kali dan tidurnya terganggu oleh dengkuran suaminya. Efisiensi tidurnya tercatat hanya 73 persen dibanding efisiensi tidur normal yang berada di angka 90 persen. Meskipun dia memakai penyumbat telinga dan earphone, hal tersebut tidak berhasil dan ia akhirnya harus pindah tidur.
"Perkelahian dalam pernikahan itu adalah bukti yang nyata. Pasangan ini bertengkar setiap saat dan survei kami mengungkapkan rendahnya kepuasan pada pernikahan (mereka), terutama terkait masalah komunikasi efektif," kata Cartwright.
ADVERTISEMENT