Menengok Pusat Suaka Elang Bondol yang Terancam Punah di Pulau Kotok

14 Agustus 2019 16:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pusat suaka elang bondol di Pulau Kotok. Foto: Dok. Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Pusat suaka elang bondol di Pulau Kotok. Foto: Dok. Pertamina
ADVERTISEMENT
Elang bondol tak hanya maskot kota Jakarta, tetapi juga ajang multi olahraga kaum disabilitas Asian Para Games ke-3 yang dihelat di Indonesia pada Oktober 2018 lalu. Meski popularitasnya mendunia, populasi burung pemangsa ini sayangnya terancam punah.
ADVERTISEMENT
Keberadaan hewan bernama latin Haliastur indus itu kini sudah mulai jarang terlihat di Kepulauan Seribu. Saat ini, tercatat hanya ada 29 elang bondol yang menghuni Pulau Kotok, sebagai pusat suaka untuk hewan endemik itu.
Jakarta Animal Aid network (JAAN) adalah lembaga yang melakukan konservasi tersebut sejak 14 tahun lalu demi menyelamatkan populasi elang bondol. Elang bondol yang tidak bisa dilepasliarkan lagi karena 'cacat' ditempatkan di sebuah kandang raksasa. Benvika, salah satu pengurus JAAN mengungkapkan, di dalam kandang tersebut terdapat elang bondol dengan kondisi fisik yang beragam. Misalnya, ada burung yang sayapnya patah atau matanya terluka terkena jaring penangkap.
“Elang ini sitaan dari BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) yang melakukan operasi di beberapa daerah. Mereka dipelihara manusia di dalam sangkar yang sempit, sehingga berisiko sayap patah. Bahkan dengan menjadi binatang peliharaan, membuat elang bondol kehilangan nalurinya menangkap ikan hidup,” jelas Benvika dalam siaran pers yang diterima kumparanSAINS, Rabu (14/8).
Pusat suaka elang bondol di Pulau Kotok. Foto: Dok. Pertamina
Untuk menyiasati kondisi fisik yang beragam dari elang bondol, konservasinya dibagi dalam beberapa bagian. Elang bondol yang kondisinya baik akan dimasukkan ke dalam kelompok treatment 1. Mereka ditempatkan di sebuah kandang besar yang di dalamnya ada semacam kolam buatan berisi ikan mati sebagai makanan elang bondol. Nantinya, pihak JAAN akan mencoba melepaskan mereka ke alam bebas untuk merangsang naluri elang bondol berburu ikan hidup.
ADVERTISEMENT
Ada pula kelompok treatment 2, ini dikhususkan bagi elang bondol yang sudah mulai agresif. Mereka akan diberi pakan ikan hidup dan dipisah satu sama lain. Tahap selanjutnya, elang bondol akan dibawa ke kelompok SOS 2 atau tempat sosialisasi. Tak ada kegaduhan atau suara manusia yang boleh terdengar di dalam area ini, karena di kandang semi terbuka inilah elang bondol akan diuji kemampuannya bertahan hidup secara mandiri sebelum dilepasliarkan.
Selain melakukan konservasi elang bondol, JAAN juga menggandeng Pertamina dalam program pengenalan satwa langka itu. Bersama perusahaan pelat merah tersebut, JAAN mengajak Duta Elang Bondol dari kalangan pelajar SMA dan Universitas di DKI Jakarta untuk datang dan melihat langsung habitat Elang di Pulau Kotok. Mereka diharapkan mampu menjadi motor penggerak pengenalan satwa yang menjadi maskot Ibu Kota Indonesia kepada kalangan millenial.
ADVERTISEMENT
“Komitmen kami terhadap pelestarian maskot ibukota Jakarta elang bondol masih berlanjut hingga saat ini, sebagai wujud kepedulian kami terhadap keberlanjutan lingkungan dan rantai makanan,” ujar Dewi Sri Utami, Unit Manager Communication & CSR Pertamina.
Pusat suaka elang bondol di Pulau Kotok. Foto: Dok. Pertamina