news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mengapa Kerokan Bikin Relaks? Benarkah Ia Menyembuhkan Masuk Angin?

23 Februari 2018 7:32 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
kerokan dipercaya bisa meredakan masuk angin. (Foto: Instagram: elnikodimas)
zoom-in-whitePerbesar
kerokan dipercaya bisa meredakan masuk angin. (Foto: Instagram: elnikodimas)
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, metode kerokan sering digunakan oleh banyak orang untuk mengobati penyakit masuk angin. Banyak orang mengaku merasa nyaman, bahkan mengklaim sakitnya berkurang atau bahkan hilang setelah kerokan.
ADVERTISEMENT
Tapi apa benar kerokan bisa menyembuhkan penyakit masuk angin?
Ketika ditanya apakah kerokan benar-benar bisa menyembuhkan masuk angin atau justru berbahaya bagi tubuh, Ketua Indonesian Society of Hypertension dr. Yuda Turana, Sp.S mengatakan belum ada studi khusus mengenai kerokan secara medis.
“Kalau saya menjawab, tentu harus ada dasar ilmiahnya. Saya sendiri belum menemukan adanya studi khusus yang membahas kerokan secara medis. Apakah kerokan itu benar-benar bisa menyembuhkan atau berbahaya,” papar dokter ahli saraf yang kini menjabat sebagai dekan Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya itu saat dihubungi kumparanSAINS melalui telepon, Kamis (22/2).
dr. Yuda Turana. (Foto: Zahrina Yustisia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
dr. Yuda Turana. (Foto: Zahrina Yustisia/kumparan)
Namun begitu, Yuda bisa menjelaskan mengapa kerokan membuat kita merasa nyaman. Yuda berpendapat, yang membuat kerokan nyaman mungkin bukan terletak pada metode itu sendiri.
ADVERTISEMENT
“Otot dan daging itu kalau dipanaskan maka akan mengendor. Kalau secara logika, saya menduga mengapa kerokan membuat relaks itu karena minyak panas yang digunakan. Apapun metodenya, pemanasan yang dilakukan pada otot membuat rileks, baik itu pijat menggunakan minyak atau penguapan.”
Uniknya Fenomena Medis di Indonesia
Yuda mengatakan kerokan dan masuk angin adalah contoh dari keunikan fenomena medis di Indonesia. Sebab, masuk angin sendiri hanya dikenal di Indonesia.
“Salah satu keunikan (lainnya) di Indonesia itu adalah orang-orang itu menyebarkan berita dari mulut ke mulut. Karena itu banyak juga orang Indonesia yang masih ke dukun kalau mereka mendengar dukun tersebut manjur.”
Selain itu, peristiwa yang melibatkan selebriti pun bisa menciptakan fenomena medis baru. Misalnya, tutur Yuda, beberapa waktu lalu ada selebriti yang menderita suatu penyakit. Lalu tiba-tiba, banyak pasiennya yang kemudian menanyakan apakah mereka punya penyakit yang sama dengan selebriti tersebut.
ADVERTISEMENT