Mengapa Tato Bisa Permanen di Kulit?

8 Maret 2018 11:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tato Yakuza. (Foto: aengaeng.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tato Yakuza. (Foto: aengaeng.com)
ADVERTISEMENT
Tato bisa dibilang sebagai suatu bentuk komitmen seumur hidup. Hal ini dikarenakan, tato memiliki sifat menempel yang cukup permanen pada kulit kita.
ADVERTISEMENT
Uniknya, menurut hasil sebuah studi terbaru, sifat permanen itu berasal dari sistem imun tubuh kita sendiri.
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Experimental Medicine, para peneliti dari Prancis berhasil menemukan bahwa lapisan tato bisa bertahan di bagian dermis, bagian tengah dari tiga lapisan kulit, karena satu jenis sel darah putih yang dinamakan makrofag.
Jadi ketika jarum sang seniman tato menusuk kulit, makrofag akan langsung "menyerbu" daerah itu. Sel-sel darah putih tersebut kemudian akan menelan tinta tato yang dianggap sebagai benda asing sebelum akhirnya berdiam di bagian dermis sampai mereka mati.
Proses pembuatan tato (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Proses pembuatan tato (Foto: Thinkstock)
Menurut studi terbaru tersebut, saat itulah terjadi suatu siklus pada tubuh yang membuat pigmen tato menjadi bagian permanen dari jaringan sel diri manusia.
ADVERTISEMENT
"Makrofag, termasuk mereka yang sarat dengan pigmen tato, tidak hidup selama manusia," ujar Sandrine Henri, peneliti dari Centre d'Immunologie de Marseille-Luminy di Prancis sekaligus anggota tim studi itu.
"Ketika mereka mati dalam beberapa tahun, mereka melepaskan pigmen tato ke bagian dermis. Pigmen ini kemudian diambil oleh makrofag lainnya," tambahnya seperti dilansir Live Science.
Henri mengatakan, sepertinya makrofag adalah satu-satunya sel kulit yang mampu menahan pigmen tato tersebut.
Tato David Beckham (Foto: Doc.  David Beckham)
zoom-in-whitePerbesar
Tato David Beckham (Foto: Doc. David Beckham)
Eksperimen pada Tikus
Dalam studi ini para peneliti melakukan eksperimen dengan menato ekor dari tikus yang telah dimodifikasi genetiknya untuk memiliki makrofag yang mudah hancur. Ekor tikus tersebut ditato dengan warna hijau.
Setelah beberapa minggu, tikus bertato tersebut mendapat suntikan zat yang secara spesifik dapat membunuh makrofag yang menyimpan pigmen hijau tersebut.
ADVERTISEMENT
Tim peneliti menemukan bahwa dalam dua hari, seluruh makrofag yang menyimpan pigmen hijau telah mati, tetapi tato tersebut tidak hilang.
Penghapusan tato di halaman Masjid Cut Meutia (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penghapusan tato di halaman Masjid Cut Meutia (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Siklus Menjaga Tato Permanen
Dalam pengamatan lebih jauh, para peneliti melihat bahwa makrofag baru menggantikan posisi sel-sel lama yang mati dengan sangat cepat.
Dalam 90 hari, sel-sel tersebut kembali muncul dan menelan kembali sebagian besar pigmen tato yang sempat lepas.
"Sebagian besar partikel pigmen hijau tetap dalam bentuk ekstraselular pada lokasi tato. Yang di mana mereka kembali ditangkap oleh makrofag dermal lainnya," tulis para peneliti dalam studinya.
Dalam kata lain, partikel pigmen ditangkap dalam suatu siklus daur ulang yang membuat sebagian besar tinta tato dibuang oleh dermis.
Penghapusan tato di halaman Masjid Cut Meutia (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penghapusan tato di halaman Masjid Cut Meutia (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Uji Lanjutan dan Harapan ke Depan
ADVERTISEMENT
Untuk menguji siklus penjaga tato permanen ini, para peneliti telah mencangkok potongan kulit ekor tikus yang ditato hijau kepada seekor tikus albino lain.
Dalam analisis yang mereka lakukan enam minggu kemudian, ditemukan bahwa pigmen hijau dari tato kini telah ditelan oleh sel-sel makrofag dari tikus albino.
"Kami percaya bahwa temuan ini dapat membantu para peneliti untuk membuat suatu strategi baru dalam prosedur penghapusan tato yang lebih efisien dan tidak menyakitkan," kata Henri.
Metode penghapusan tato sekarang ini menggunakan laser untuk memecah partikel pigmen. Hal itu dilakukan agar memudahkan makrofag untuk membawa tinta ke sistem getah bening untuk kemudian dibuang.
Proses ini sayangnya memerlukan waktu tidak sebentar. Hal ini dikarenakan makrofag sangat cepat untuk menyerap kembali pigmen yang dilepaskan sel di sampingnya dan membuatnya tetap berada di bagian pigmen.
ADVERTISEMENT
Henri menjelaskan membunuh makrofag dermal pada manusia secara selektif, seperti yang para peneliti lakukan pada tikus dalam percobaan mereka, bisa mempercepat proses penghapusan tato dengan laser secara signifikan.
Henri dan timnya berharap dalam studi ke depan mereka dapat berkolaborasi dengan para ahli kulit untuk menguji hipotesis ini pada manusia.