news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mengapa Wajah Kita Jadi Kecut saat Makan Asam?

9 Juli 2019 9:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi wajah kecut saat makan buah yang masam. Foto: RyanMcGuire via Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wajah kecut saat makan buah yang masam. Foto: RyanMcGuire via Pixabay
ADVERTISEMENT
Cobalah memakan buah-buahan masam, seperti jeruk nipis, lemon, belimbing, atau mangga yang belum matang, lalu lihat apakah wajah kamu bisa tetap biasa saja dan tenang? Kebanyakan orang tidak dapat menahan diri untuk berekspresi kecut saat memakan sesuatu yang asam.
ADVERTISEMENT
Mengapa? Karena ini disebabkan otot-otot di wajah yang melawan rasa masam. Tetapi, mengapa kita berekspresi natural seperti itu? Menurut para ilmuwan, ada kemungkinan hal ini disebabkan oleh evolusi tubuh manusia yang tidak lagi mampu memproduksi asam askorbat secara alami.
Manusia perlu asam askorbat, atau yang lebih dikenal sebagai Vitamin C, untuk bertahan hidup. Vitamin ini sangat penting untuk menjaga banyak sel dan jaringan dalam tubuh tetap berfungsi normal. Tanpa cukup asam askorbat, manusia bisa terkena penyakit kudis yang berpotensi fatal.
Ilustrasi vitamin C tambahan Foto: dok.shutterstock
Kendati Vitamin C terdapat pada buah-buahan, dahulu kala kita tak terlalu membutuhkannya. Sebagaimana kebanyakan makhluk, tubuh leluhur manusia pun dapat memproduksi asam askorbat secara natural dalam tubuhnya. Diyakini mereka tidak berekspresi kecut ketika memakan buah-buahan masam.
ADVERTISEMENT
Maka, itulah yang membuat kita berbeda, tatkala mahluk-mahluk lain masih mampu memproduksi Vitamin C, tubuh kita telah berevolusi untuk menafsirkan sifat-sifat masam sebagai zat asing. Menurut sebuah studi 2011 yang diterbitkan dalam jurnal Genetica, sekitar 61 juta tahun yang lalu, gen pada mamalia yang mengkode sintesis vitamin C mulai bermutasi, sehingga kita tidak lagi memiliki akses untuk menghasilkan Vitamin C.
"Kita kehilangan kemampuan untuk membuat Vitamin C sendiri karena kita terlalu sering memakannya," ungkap Paul Breslin, seorang profesor di Departemen Ilmu Gizi, dari Rutgers University, New Jersey.
Ilustrasi buah jeruk. Foto: Pixabay
Kita berevolusi, sebab manusia terlalu memanjakan diri untuk mendapatkan asam askorbat dari melahap buah-buahan ketimbang membiarkan tubuh memproduksinya secara alami. Pada akhirnya, manusia pun jadi memerlukan jeruk nipis, lemon, dan buah-buahan lainnya, yang memiliki kandungan Vitamin C cukup tinggi, seperti dilansir Live Science.
ADVERTISEMENT
Kebiasaan dan evolusi itu membuat Vitamin C menjadi zat asing bagi manusia, dan inilah yang menyebabkan otot-otot tubuh kita terkejut saat menerimanya.