Mengapa Waktu Terasa Cepat Ketika Kita Dewasa?

2 Januari 2018 6:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi waktu (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi waktu (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Tak terasa ini sudah tahun 2018. Liburan tahun baru pun terasa begitu cepat, tiba-tiba sudah harus masuk kerja lagi.
ADVERTISEMENT
Apakah kamu sering merasa waktu sepekan cepat sekali berlalu? Kamu baru mulai bekerja hari Senin, tiba-tiba sudah Kamis saja, kemudian akhir pekan dan tiba-tiba, sudah Senin lagi!
Menurut psikolog dan kolumnis BBC, Claudia Hammond, sensasi waktu yang berjalan cepat akan terasa ketika kita semakin tua.
"Alasan mengapa kita merasakan sensasi seperti itu ketika kita beranjak tua masih menjadi misteri,” kata Hammond dilansir Scientific American.
Waktu (ilustrasi). (Foto: Haikal Pasya/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Waktu (ilustrasi). (Foto: Haikal Pasya/kumparan)
Di tahun 2005, psikolog Marc Wittman dan Sandra Lenhoff dari Ludwig Maximilian University di Munich melakukan survei yang melibatkan 499 peserta dengan rentang usia 14 sampai 94 tahun. Mereka menjawab pertanyaan apakah bagi mereka waktu berjalan cepat atau lambat.
Mereka menilai berjalannya waktu dalam durasi pendek, seminggu, sebulan, atau setahun. Ternyata, tidak ada perbedaan mengenai persepsi waktu seiring dengan bertambahnya usia. Peserta rata-rata merasakan waktu berjalan cepat.
ADVERTISEMENT
Tapi untuk durasi panjang, seperti dekade, peserta dengan usia di atas 40 tahun cenderung merasa waktu mereka sangat cepat berlalu, dari masa kecil, ke masa remaja, hingga masa dewasa mereka.
Ada alasan menarik mengapa orang yang lebih tua merasa waktunya berlalu lebih cepat.
Ketika merasakan perubahan waktu, manusia memiliki dua perspektif: Perspetif prospek, yaitu perspektif ketika suatu kejadian masih berjalan, dan retroperspektif, ketika suatu kejadian telah berakhir.
Perasaan kita terhadap bagaimana waktu berjalan bergantung pada apa yang kita lakukan dan bagaimana perasaan kita terhadap apa yang kita lakukan. Semakin kita merasa senang melakukan kegiatan tersebut, maka akan semakin cepat waktu berjalan.
Melakukan hal-hal baru juga akan membuat waktu terasa berjalan cepat, untuk sementara. Namun saat kita mengenang kembali masa ketika kita baru belajar, waktu tersebut akan terasa lambat.
ADVERTISEMENT
Alasannya adalah karena otak kita masih beradaptasi dengan pengalaman baru, dan menjadikan pengalaman tersebut sebagai bagian dari ingatan baru kita. Penilaian resprospektif kita mengenai waktu akan berdasarkan seberapa banyak ingatan baru yang kita bentuk itu.
Hal inilah yang kemudian disebut sebagai holiday paradox, sekaligus menjelaskan mengapa waktu terasa berjalan semakin cepat ketika kita bertambah usia.
Dari masa kecil hingga beranjak dewasa, kita akan mengalami banyak hal-hal baru dan belajar banyak hal. Adapun ketika dewasa, kehidupan kita akan semakin rutin.
Ketika mengingat hal-hal di masa lalu, kita akan merasa waktu di masa lalu kita lebih lambat dan waktu yang sedang kita jalani menjadi lebih cepat.