Mengenal 4 Tingkatan Status Gunung Api di Indonesia

28 November 2017 17:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung Agung (Foto: SONNY TUMBELAKA / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Agung (Foto: SONNY TUMBELAKA / AFP)
ADVERTISEMENT
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan status Gunung Agung menjadi level IV (Awas) sejak Senin, 27 November 2017, pukul 06.00 Wita. Status tersebut merupakan yang tertinggi dalam tingkatan status gunung api di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ada empat tingkatan status gunung api di Indonesia. Berikut adalah keempat status tingkatan tersebut sebagaimana dikutip dari dokumen Pengenalan Gunungapi yang diunggah di laman Kementerian ESDM.
1. Aktif Normal (Level I)
Pada status ini, berdasarkan pengamatan dari hasil visual, kegempaan dan gejala vulkanik lainnya, kegiatan gunung api tersebut tidak memperlihatkan adanya kelainan.
2. Waspada (Level II)
Terjadi peningkatan kegiatan gunung api berupa kelainan yang tampak secara visual atau berdasarkan hasil pemeriksaan kawah, kegempaan dan gejala vulkanik lainnya.
3. Siaga (Level III)
Berdasarkan hasil pengamatan visual, pemeriksaan kawah, kegempaan dan metode lain yang saling mendukung, peningkatan kegiatan gunung api tersebut semakin nyata. Berdasarkan analisis, perubahan kegiatan tersebut akan cenderung diikuti oleh letusan.
ADVERTISEMENT
4. Awas (Level IV)
Status ini menjunkukkan kondisi menjelang letusan utama gunung api tersebut. Tampak letusan awal mulai terjadi berupa abu dan asap. Berdasarkan analisis data pengamatan, letusan awal ini akan segera diikuti oleh letusan utama.
Dinaikkannya status Gunung Agung dari Siaga menjadi Awas sejak kemarin dikarenakan adanya kenaikan tingkat erupsi Gunung Agung.
"Status ini kami naikkan karena melihat dari tingkat erupsi Gunung Agung saat ini meningkat dari fase freatik menjadi magmatik, sejak teramati adanya sinar merah di puncak gunung setinggi 3.142 mdpl ini pada Minggu (25/11) malam, Pukul 21.00 Wita," ujar Kepala Bidang Mitigasi PVMBG I Gede Suantika dalam lansiran Antara, Senin (27/11).
Ahli vulkanologi Surono mengatakan letusan Gunung Agung yang akan terjadi kali ini tidak bisa disamakan dengan letusan dahsyat Gunung Agung pada tahun 1963 lalu yang menewaskan lebih dari 1.500 orang.
ADVERTISEMENT
Namun begitu, melalui akun Twitter-nya pada hari ini (28/11), Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengimbau masyarakat yang masih berada di dalam radius berbahaya 8-10 kilometer untuk mengungsi dengan tertib ke tempat aman.