Mengenal Bajakah yang Mendadak Viral Sebagai Obat Kanker

17 Agustus 2019 13:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bajakah yang diklaim sebagai obat kanker. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Bajakah yang diklaim sebagai obat kanker. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tanaman bajakah mendadak viral karena batangnya diklaim mampu menyembuhkan kanker payudara. Tanaman itu juga sukses mengantarkan para pelajar asal SMAN 2 Palangkaraya, yaitu Yazid Rafly Akbar, Aysa Aurelya Maharani dan Anggina Rafitri meraih medali emas di ajang World Invention Creativity (WICO) di Korea Selatan pada Juli 2019.
ADVERTISEMENT
Studi mereka ini mulanya dilakukan dengan menyuntikkan semacam zat penyebab tumor ke tubuh seekor mencit atau tikus putih kecil. Setelah tumor tumbuh, mereka lalu meminumkan si mencit dengan ekstrak tanaman bajakah. Cara tersebut diklaim bisa menghilangkan tumor di tubuh si mencit. Hilangnya tumor disebut terjadi dua bulan setelah pemberian ekstrak.
Ekstrak bajakah didapat dari proses yang sangat sederhana. Batang bajakah mulanya dikeringkan di bawah sinar matahari, kemudian dicacah untuk direbus selama 30 menit. Air hasil rebusan itu memiliki warna seperti teh. Rasanya hambar dan bisa untuk langsung diminum. Sementara untuk takarannya, hingga saat ini tim peneliti masih belum mau mengungkapkannya.
Yazid Rafly Akbar, Aysa Aurelya Maharani dan Anggina Rafitri meraih medali emas di ajang World Invention Creativity (WICO) di Korea Selatan pada Juli 2019. . Foto: Dok. Istimewa
Yazid mengaku memiliki nenek yang mengidap penyakit kanker payudara stadium 4. Penyakit itu diklaim sembuh total setelah sang nenek menjalani pengobatan dengan menggunakan tanaman bajakah. Setelah itu, barulah timbul ide untuk membuktikan khasiat tanaman ini secara ilmiah. Tadinya tanaman bajakah hanya dikaitkan dengan hal-hal mistik.
ADVERTISEMENT
Di Jurnal Ilmiah Ibnu Sina: Ilmu Farmasi dan Kesehatan, Mochammad Maulidie Alfiannor Saputera dan rekan ilmuwannya, pernah membahas bajakah tampala. Ternyata, masyarakat pedalaman Provinsi Kalimantan Tengah sejak dulu sudah memanfaatkan bajakah tampala yang bernama latin Spatholobus littoralis Hassk untuk mengobati berbagai penyakit.
Batang bajakah tampala mengandung senyawa fenolik, flavonoid, tannin dan saponin. Zat-zat tersebut secara teoritis dapat memacu pertumbuhan kolagen dan pembentukan epitel baru (re-epitelisasi) yang mempersingkat penyembuhan luka.
Selain berkhasiat, tanaman ini juga identik dengan kearifan lokal masyarakat Dayak. Mahrus Aryadi dan timnya dalam penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Hutan Tropis pada November 2014, menulis bahwa sirih merah, mahkota dewa, pasak bumi, serta bajakah termasuk dalam daftar tanaman berkhasiat obat yang tumbuh di lahan agroforestri yang dikelola masyarakat Dayak.
Tanaman yang diklaim bisa menyembuhkan kanker. Foto: Dok. Istimewa
Meski begitu, Dr. dr. Andhika Rachman, SpPD, KHOM, dokter spesialis penyakit dalam RSCM, mengatakan bahwa tanpa adanya pemeriksaan dan penelitian yang cukup kita tidak bisa mengatakan bajaklah sebagai obat kanker. Sebab, ada risiko munculnya efek samping berbahaya saat menggunakan tanaman yang belum diteliti dengan baik sebagai obat suatu penyakit pada manusia.
ADVERTISEMENT
“Kalau belum ada riset penelitiannya, sebaiknya jangan menduga-duga. Karena semua hasil riset penelitian terukur dan objektif,” ujar Andhika saat dihubungi kumparanSAINS, Jumat (16/8).
Menurut Andhika, perlu penelitian panjang sebelum suatu tanaman atau herbal bisa disebut sebagai obat kanker. Ia mengatakan, bahwa salah satu contohnya adalah obat kemoterapi bernama Paclitaxel.
“Itu terbuat dari herbal, dari kulit pohon cemara. Tapi, ada jangka waktu 10 tahunan mulai dari dia ditemukan hingga dipakai sebagai obat kemo,” kata Andhika. “Jarak itu digunakan untuk penelitian mulai dari cawan petri di laboratorium, efeknya pada tikus, kemudian baru diekstrapolasi ke manusia."