Mengenal CRT, Alat Penolong Pasien Gagal Jantung

2 April 2019 19:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cardiac Resynchronization Therapy (CRT), alat bantu pasien gagal jantung. Foto: Alfaddillah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Cardiac Resynchronization Therapy (CRT), alat bantu pasien gagal jantung. Foto: Alfaddillah/kumparan
ADVERTISEMENT
Gagal jantung adalah kondisi yang disebabkan oleh penurunan fungsi pompa jantung. Dicky Armein Hanafy, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), mengatakan bahwa gagal jantung merupakan situasi saat jantung tidak mampu memompa darah dengan baik ke seluruh bagian tubuh.
ADVERTISEMENT
Kondisi terganggunya aliran darah dari jantung ke berbagai organ lain dalam tubuh ini bisa menyebabkan kegagalan organ lain hingga kematian. Sayangnya, kondisi gagal jantung ini tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, tapi bisa diperbaiki melalui tatalaksana, antara lain lewat terapi pengobatan dan/atau bantuan alat.
"Pada prinsipnya, tatalaksana gagal jantung dilakukan untuk memperbaiki kualitas hidup (improve quality of life) dan perpanjangan usia hidup (improve survival). Tatalaksana gagal jantung dilakukan dengan pengobatan, namun pada kasus-kasus tertentu hanya dengan pengobatan saja tidak dapat memberikan perbaikan harapan hidup pasien. Ketika obat tidak dapat memberikan prinsip tersebut maka dilakukan tatalaksana lain, yaitu dengan alat CRT," jelas Sunu Budhi Raharjo, dokter spesialis jantung lainnya, dalam acara konferensi pers di Rumah Sakit Columbia Asia Pulomas, Jakarta, Selasa (2/4).
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Sunu Budhi Raharjo, PhD, Sp.JP(K). Foto: Alfadillah/kumparan
Sunu memaparkan bahwa Cardiac Resynchronization Therapy (CRT) adalah alat pacu jantung terdiri dari kabel yang dipasang pada jantung dan disambungkan pada sebuah baterai.
ADVERTISEMENT
"Cardiac Resynchronization Therapy (CRT) yaitu alat berukuran kecil yang dipasang untuk mengembalikan gerak dinding-dinding jantung agar lebih sinkron. CRT merupakan alat yang direkomendasikan pada gagal jantung lanjut, yaitu yang sudah mendapatkan terapi farmakologis gagal jantung secara optimal," terangnya.
Cardiac Resynchronization Therapy (CRT), alat bantu pasien gagal jantung. Foto: Alfaddillah/kumparan
Yoga Yuniadi, dokter spesialis jantung yang juga Guru Besar FKUI, menambahkan bahwa tidak semua pasien gagal jantung bisa ditolong oleh alat CRT. Ia menjelaskan ada dua kriteria utama pasien yang dapat menggunakan alat bantu CRT.
Pertama, pasien gagal jantung tersebut harus mengalami fraksi injeksi di bawah 35 persen. Umumnya, pasien gagal jantung hanya mengalami 55 persen fraksi ejeksi. Menurut Yoga, pada fraksi ejeksi 35 hingga 55 persen ini, pasien masih dapat ditangani dengan terapi obat-obatan. Fraksi ejeksi sendiri adalah ukuran darah yang dipompa keluar dari bilik (ventrikel) jantung.
ADVERTISEMENT
"Pasien harus dalam kondisi dimana Fraksi ejeksinya di bawah 35 persen, karena kalau di atas itu, masih bisa diperbaiki dengan obat," kata Yoga.
Lalu yang kedua, pasien terbukti memiliki gerakan jantung yang tidak sinkron dan lemah. Karena, CRT dipasangkan untuk memaksimalkan dan mengefektifkan kesinkronan gerakan dari jantung. Sinkronisasi gerakan dua bilik (ventrikel) dan dua serambi (atrium) jantung.
"CRT tidak menambah daya pompa, tapi mensinkronkan jantung supaya kerja lebih baik. Contohnya (bilik) kiri memompa, (bilik) kanan tidak memompa. (Padahal) kan yang efektif itu (bilik) kanan-kiri sama-sama memompa," jelas Yoga.
Dr. dr. Yoga Yuniardi Foto: Alfadillah/kumparan
Dalam konferensi pers ini para dokter spesialis jantung itu membahas mengenai inovasi terbaru dari CRT yang dinamakan sebagai Cardiac Resynchronization Therapy (CRT) Pacemaker Multipoint.
ADVERTISEMENT
Sunu menuturkan CRT adalah alat bantu pacu jantung yang sudah lama ada. Sebelumnya, kata dia, sudah hadir lebih dulu CRT tradisional bernama CRT Pacemaker dan kemudian CRT Biventricular Pacemaker.
Dari situ para ahli kemudian membuat inovasi terbaru pada bentuk CRT dengan menambahkan jumlah kabel yang diletakkan pada jantung sehingga dinamakan CRT Multipoint Pacemaker.
"Kalau yang tradisional, biasanya kabel hanya ada satu di bilik kiri. Sedangkan untuk Multipoint, ada tiga kabel yang diletakkan pada serambi kanan, bilik kiri, dan bilik kanan," jelasnya.
Selain menjalani terapi CRT, pasien gagal jantung juga diimbau untuk menjalani gaya hidup sehat untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Caranya adalah dengan menjalani diet garam dan lemak, berolahraga secara rutin, menimbang berat badan setiap hari, berhenti merokok, mengonsumsi obat sesuai anjuran, dan memeriksakan diri ke dokter jantung secara teratur.
ADVERTISEMENT