Mengenal Disfungsi Ereksi yang Sering Diabaikan Banyak Pria

30 Agustus 2018 8:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pria tidak ereksi. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pria tidak ereksi. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Banyak pria ternyata tidak menyadari kalau dirinya mengalami disfungsi ereksi. Mereka cenderung memilih untuk mengabaikan kondisi ini karena berbagai alasan.
ADVERTISEMENT
Fakta ini disampaikan oleh dr. Nugroho Setiawan, Sp. And, dokter spesialis andrologi di Rumah Sakit Fatmawati, dalam sebuah acara Kesadaran Pasien Akan Disfungsi Ereksi (DE) di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (29/8).
Salah satu penyebab mengapa banyak pria yang tidak menyadari kalau dirinya mengalami disfungsi ereksi (DE) adalah kurangnya pemahaman terhadap apa makna yang sebenarnya.
“Banyak pasien yang tidak menyadari kalau dirinya disfungsi ereksi. Orang menganggap kalau penisnya bisa masuk, penetrasi ke vagina, dia tidak difungsi ereksi. Itu salah,” kata Nugroho dalam penjabarannya.
DE didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mencapai dan/atau mempertahankan ereksi untuk aktivitas seksual yang memuaskan.
Nugroho mengatakan, saat terjadi ereksi, maka penis akan membesar dan mengeras. Tingkat kekerasan penis ketika ereksi dinilai dari angka 1 sampai 4.
ADVERTISEMENT
“Yang tidak disfungsi ereksi adalah yang Erection Hardness Score (EHS)-nya empat, keras sekali seperti timun muda,” ucapnya.
Ilustrasi pria tidak ereksi. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pria tidak ereksi. (Foto: Thinkstock)
Sementara untuk nilai 1, 2 dan 3, sebenarnya penis masih bisa dikatakan ereksi karena ada pembesaran penis, namun itu belum sempurna dan bisa dikatakan mengalami DE.
“Yang sering menyesatkan adalah ereksi yang nilainya 3, karena membesar, mengeras, tapi tidak seluruhnya, tapi masih bisa penetrasi ke vagina, seperti sosis,” jelas Nugroho.
Meski ereksi seperti ini masih bisa melakukan penetrasi, namun itu tetap dikategorikan sebagai DE. Hal ini dikarenakan ereksinya tidak sempurna dan maksimal, sehingga dapat berujung masalah seksual lain seperti ejakulasi dini.
Bukan hanya ejakulasi dini, ereksi yang tidak sempurna dikhawatirkan dapat menimbulkan pengalaman buruk dan ketidakpuasan saat berhubungan seksual, baik untuk pria maupun wanita. Padahal, seharusnya hubungan seksual dapat dinikmati oleh kedua belah pihak.
ADVERTISEMENT
Penyebab disfungsi ereksi
DE merupakan gangguan seksual yang paling banyak dikeluhkan nomor dua setelah ejakulasi dini oleh pria berusia 40 hingga 80 tahun di seluruh dunia. Berdasarkan penelitian The Global Study of Secual Attitudes and Behaviors di 29 negara, termasuk di Indonesia, wilayah penderita DE yang terbesar berada di Asia Tenggara (28,1 persen), Asia Timur (27,1 persen), dan Eropa Utara (13,3 persen).
Ilustrasi pria tidak ereksi. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pria tidak ereksi. (Foto: Thinkstock)
Dalam presentasinya, Nugroho menjelaskan 95 persen penyebab dari DE adalah karena masalah organik fisik. Masalah fisik yang dapat menyebabkan DE di antaranya adalah kerusakan saraf, arteri, masalah pada tekanan darah, hormonal, maupun pengaruh obat-obatan, dan sebagainya.
Masalah psikologis pun juga dapat menyebabkan gangguan saat ereksi, misalnya karena stres maupun jadwal tidur yang terganggu.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, Nugroho menyarankan untuk menghindari masalah DE yang paling mudah dilakukan adalah dengan mengubah gaya hidup untuk lebih sehat.
“Seorang pria dengan DE disarankan untuk berhenti merokok, mengurangi atau berhenti minum alkohol, berhenti mengkonsumsi obat-obatan terlarang, dan tingkatkan aktivitas fisik.”