Menghitung Kecepatan Pesawat Lion Air JT-610 Saat Menabrak Lautan

30 Oktober 2018 13:27 WIB
Ilustrasi pesawat jatuh (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pesawat jatuh (Foto: Shutter Stock)
ADVERTISEMENT
Pesawat Lion Air JT-610 jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, pada pukul 06.33 WIB atau 13 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Pesawat dinyatakan jatuh dari ketinggian 2.500 kaki.
ADVERTISEMENT
"Kita mendapatkan informasi bahwa pesawat ini lost contact di ketinggian masih 2.500 kaki," kata Kepala Basarnas M Syaugi di Kantor Basarnas, Jakarta Pusat, Senin (29/10).
Pesawat berjenis Boeing 737 Max 8 dengan nomor registrasi PK-LQP ini seharusnya tiba di Bandara Pangkal Pinang pukul 07.20 WIB, jika tak mengalami gangguan apa pun.
Namun nahasnya, pesawat yang membawa 181 penumpang dan 8 kru ini jatuh menabrak laut dan hingga kini proses pencarian korban dan bangkai pesawat masih terus dilakukan.
Petugas membawa kantong jenazah yang berisi serpihan kursi pesawat Lion Air JT-610, Selasa (30/10/2018). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas membawa kantong jenazah yang berisi serpihan kursi pesawat Lion Air JT-610, Selasa (30/10/2018). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
Salah satu hal yang menjadi pertanyaan dari kejadian ini adalah seberapa parah kecelakaan yang menimpa pesawat yang baru menempuh perjalanan sekitar 800 jam ini. Maka itu artinya seberapa kuat tabrakan yang terjadi antara pesawat dengan permukaan laut. Ya, jadi seberapa besar kecepatan pesawat saat menabrak lautan.
ADVERTISEMENT
Dengan mengasumsikan bahwa pesawat ini mengalami gerak jatuh bebas dari ketinggian 2.500 kaki, maka sebenarnya kita bisa menghitung kecepatan tersebut saat mencapai permukaan air.
Pertama, kita perlu terlebih dulu mengkonversikan satuan ketinggian tersebut dari kaki (feet) menjadi meter. Setelah dikonversi, didapatkan bahwa 2.500 kaki setara dengan 762 meter.
Selain ketinggian jatuhnya pesawat, sudah diketahui juga bahwa percepatan gravitasi bumi adalah sekitar 9,8 m/s2.
Ilustrasi pesawat jatuh (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pesawat jatuh (Foto: Shutter Stock)
Setelah itu, secara sederhana kita dapat menggunakan rumus gerak jatuh bebas, yakni v2=2gh; dengan v adalah kecepatan pesawat saat menyentuh permukaan air, g adalah percepatan gravitasi bumi, dan h adalah ketinggian jatuhnya pesawat.
Dengan memasukkan nilai-nilai yang sudah diketahui, maka didapatkanlah:
v2= 2 x 9,8 m/s2 x 762 m
ADVERTISEMENT
v2= 14.935,2 m2/s2
v = 122,2 m/s
Jika nilai kecepatan dalam satuan meter per detik ini dikonversikan ke satuan kilometer per jam, maka didapatkanlah nilai 439,92 kilometer per jam.
Maka apakah kamu bisa membayangkan seberapa mengerikannya peristiwa pesawat yang sedang bergerak dengan kecepatan sekitar 440 km/jam menabrak objek besar lain, dalam hal ini adalah lautan?
Kapten Tugboat AS Jaya II, Rahmat Slamet, salah satu saksi mata yang pertama kali melihat pesawat Lion Air JT-610 terjatuh di perairan Karawang, mengaku sempat mendengar suara ledakan.
"Kami melihat sudah posisi jatuh, jadi tinggal kelihatan ekornya saja. Tapi jatuhnya tidak lihat. Jadi setelah jatuh, air naik, baru terdengar suara ledakan. Meledaknya setelah masuk air," ungkap Rahmat yang saat kejadian berada sekitar 1,3 kilometer dari lokasi jatuhnya pesawat, kepada kumparan, Selasa (30/10).
ADVERTISEMENT
Atas kejadian ini, Basarnas yang sampai saat ini masih berusaha mengevakuasi korban dan mencari badan pesawat Lion Air JT-061, telah memperkirakan bahwa tak ada satu pun penumpang yang selamat dalam kecelakaan ini.
"Prediksi saya sudah tidak ada yang selamat. Sehingga setelah beberapa jam ini jumlah 189 itu tidak selamat," ujar Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Bambang Suryo Aji saat konferensi pers di kantor Basarnas, Kemayoran, Jakarta, Senin (29/10).