Mereka yang Suka Bicara Kotor Punya Perbendaharaan Kata Lebih Banyak

17 Desember 2017 11:15 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lampiaskan rasa marah (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Lampiaskan rasa marah (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Banyak yang bilang bahwa perkataan kotor akan membuat seseorang terlihat kurang cerdas dan tidak elegan. Namun, menurut sebuah studi terbaru, mereka yang suka berbicara kotor ternyata memiliki kelebihan dalam urusan kecerdasan bertutur kata.
ADVERTISEMENT
Dilansir Science Alert, psikolog Kristin Jay dan Timothy Jay dari Marist College, Amerika Serikat, mengeluarkan sebuah hipotesis bahwa mereka yang pandai memaki memiliki kemampuan berbahasa yang lebih baik.
Dua psikolog itu melakukan beberapa eksperimen atas 43 orang berusia antara 18 dan 22 tahun. Dalam eksperimen pertama, para peserta diminta untuk menyebutkan sebanyak mungkin cacian dan makian dalam waktu 60 detik. Lalu peneliti meminta mereka untuk menyebut nama hewan sebanyak yang bisa dalam waktu 60 detik sebagai perbandingan kemampuan berbahasa mereka.
Para peserta eksperimen pertama tercatat mampu menciptakan 533 kata makian pada eksperimen pertama tersebut.
Lalu pada eksperimen kedua, yang melibatkan 49 orang dalam usia antara 18-22 tahun, subjek diminta untuk melakukan hal yang sama, hanya kali ini mereka harus menuliskan kata makian yang ketahui pada secarik kertas. Para peserta juga di minta untuk menuliskan nama hewan yang dimulai dari huruf a.
ADVERTISEMENT
Dari hasil studi yang dipublikasikan pada Language Sciences itu, Kristin dan Timothy menyimpulkan bahwa kemampuan untuk menciptakan kata makian bukanlah tanda dari kurangnya kemampuan berbahasa.
Ilustrasi wanita yang naik kesal (Foto: SIphotography/Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wanita yang naik kesal (Foto: SIphotography/Thinkstock)
Bahkan, ilmuwan ini menemukan kemampuan untuk memaki memiliki korelasi dengan pengukur kemampuan verbal lainnya.
"Perbendaharaan kata yang banyak dalam kamus tabu seseorang lebih baik dianggap sebagai indikator positif kemampuan verbal dibandingkan menjadi kedok kekurangan mereka," tulis peneliti dalam studinya.
Hasil dari studi ini tentu belum cukup sempurna karena para ilmuwan masih perlu melakukan penelitian lanjutan untuk mendukung temuan mereka. Jadi, jangan jadikan studi ini sebagai alasan untuk kamu berkata jorok.