Merokok Bisa Meningkatkan Risiko Kepikunan

17 September 2018 14:41 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi demensia pada orang lanjut usia. (Foto: Mikegi via PIxabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi demensia pada orang lanjut usia. (Foto: Mikegi via PIxabay)
ADVERTISEMENT
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Seoul National University Hospital, Korea Selatan, menunjukkan bahwa merokok bisa meningkatkan risiko kepikunan di masa tua.
ADVERTISEMENT
Penelitian tersebut dilakukan pada lebih dari 46.000 pria yang berusia 60 tahun atau lebih tua dan dilakukan sejak tahun 2006 hingga 2013.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa orang yang tidak pernah merokok dan yang sudah berhenti merokok memiliki risiko menderita demensia atau kepikunan lebih kecil dibandingkan mereka yang masih merokok.
Orang yang tidak pernah merokok punya kemungkinan menjadi pikun 19 persen lebih kecil daripada perokok. Selain berisiko lebih kecil terkena kepikunan, orang yang tidak merokok juga punya kemungkinan 18 persen lebih kecil untuk terkena Alzheimer.
Sementara itu, bagi mereka yang pernah merokok tapi kemudian sudah berhenti selama setidaknya empat tahun, kemungkinan mereka untuk menjadi pikun adalah 14 persen lebih kecil dan kemungkinan terkena Alzheimer juga 15 persen lebih kecil dibandingkan mereka yang masih merokok.
Penjual rokok di Jakarta. (Foto: Reuters/Beawiharta)
zoom-in-whitePerbesar
Penjual rokok di Jakarta. (Foto: Reuters/Beawiharta)
Penelitian ini menunjukkan tidak ada kata terlambat bagi orang yang sudah telanjur menjadi perokok untuk berhenti dan memperbaiki kesehatan tubuh mereka.
ADVERTISEMENT
"Gagasan bahwa merokok berdampak pada kesehatan otak meningkatkan risiko penurunan kognitif dan demensia adalah sesuatu yang telah kita lihat sebelumnya," kata Heather Snyder, PhD, direktur senior operasi medis dan ilmiah di Alzheimer Association kepada Healthline
Merokok seringkali dikaitkan dengan kerusakan organ seperti jantung dan paru-paru. Namun, kesehatan jantung ternyata juga bisa mempengaruhi kesehatan otak. Jadi, efek dari merokok ternyata bisa menyebar luas.
Ilustrasi rokok.  (Foto: REUTERS/Eric Gaillard)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rokok. (Foto: REUTERS/Eric Gaillard)
"Kami melihat adanya hubungan antara kesehatan jantung dan kesehatan otak," Snyder menjelaskan.
“Jantung kita memompa darah ke seluruh tubuh kita dan otak kita mungkin menggunakan sekitar 20 hingga 25 persen nutrisi dari darah tersebut.”
Merokok dapat mempersempit dan merusak pembuluh darah, yang kemudian membatasi aliran darah yang membawa oksigen ke otak.
ADVERTISEMENT
Merokok juga meningkatkan risiko penggumpalan darah di otak yang menyebabkan stroke serta kepikunan yang disebut demensia vaskular.