Migrain Ternyata Lebih Banyak Diderita oleh Perempuan

16 Oktober 2018 17:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi migrain  (Foto: RobinHiggins via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi migrain (Foto: RobinHiggins via Pixabay)
ADVERTISEMENT
Siapa pun bisa mengalami migrain, baik itu tua, muda, pria, maupun perempuan. Badan kesehatan dunia (World Heatlh Organization/WHO) pernah berkata bahwa satu dari tujuh orang dewasa di dunia dapat terkena migrain.
ADVERTISEMENT
Bahkan lembaga Migraine Research Foundation menyebut 85 persen penderita migrain adalah perempuan. Lebih lanjut, perempuan dapat menderita migrain tiga kali lebih sering dibanding pria.
Migrain adalah sakit kepala luar biasa dan biasanya hanya menyerang satu sisi kepala saja. Migrain sering kali diikuti dengan rasa sakit yang membuat kepala seolah berdenyut.
Bukan hanya mengganggu kepala, migrain juga dapat menyebabkan gangguan penglihatan, mual dan muntah, pusing, serta meningkatnya sensivitas terhadap cahaya, suara, dan aroma. Gejala ini bisa terasa dalam waktu beberapa jam atau bahkan hingga berhari-hari.
Banyak orang yang masih berpikir bahwa migrain hanyalah sakit kepala biasa. Padahal, sekitar 25 persen penderita migrain akan melihat semacam cahaya atau titik-titik hitam dan merasakan kebas serta kaku di wajah atau tangan. Pada perempuan, migrain dapat meningkatkan risiko stroke iskemik, terutama mereka yang merokok dan pengguna pil KB.
Sakit kepala  (Foto: thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Sakit kepala (Foto: thinkstock)
Belum diketahui alasan sebenarnya mengapa migrain lebih sering diderita oleh perempuan dibandingkan oleh pria.
ADVERTISEMENT
"Kami tidak memiliki jawaban mengapa migrain lebih sering terjadi pada perempuan daripada pria, tetapi perempuan memang lebih mudah merasakan nyeri dibandingkan pria," kata Janine Clayton, direktur Research on Women's Health di National Institutes of Health (NIH), seperti dilansir Science Alert.
"Perempuan yang sedang merasakan kesakitan sering kali tidak dianggap serius. Mereka dianggap berlebihan kalau mencari pertolongan."
Ilustrasi pusing disertai mata kabur. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pusing disertai mata kabur. (Foto: Thinkstock)
Sebelum memasuki masa pubertas, pria justru lebih sering mengalami migrain dibanding perempuan. Keadaan akan berbalik dengan perempuan lebih sering merasakan migrain hingga setelah menopause. Saat menopause, migrain pun mulai berkurang pada perempuan.
Hal ini yang menimbulkan dugaan bahwa hormon merupakan alasan mengapa perempuan lebih sering terkena migrain, apalagi saat mejelang atau sesudah menstruasi. Ketika terjadi fluktuasi hormon, perempuan biasanya akan merasakan sakit kepala.
ADVERTISEMENT
Hasil sebuah penelitian yang dipublikasi di jurnal Pain Medicine menunjukkan bahwa perempuan lebih sensiftif terhadap rasa sakit dan lebih rawan merasakan sakit. Hal ini mungkin menjadi salah satu alasan mengapa migrain lebih sering dirasakan oleh mereka.
Migrain juga dapat dipicu oleh stres, perubahan pola tidur, suara keras, cahaya terang, bau yang menyengat, dan makanan atau minuman tertentu.
Faktor genetik juga dapat menjadi pemicu migrain. Hasil sebuah riset di jurnal The Lancet Neurology pada Juni 2007 menunjukkan, bila salah satu anak kembar menderita migrain, maka saudaranya cenderung juga akan merasakan hal yang sama.