news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Misionaris AS Dituduh Jadi Penyebab Kematian Anak-anak di Uganda

19 Juni 2019 7:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi penanganan medis. Foto: Darko Stojanovic/pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi penanganan medis. Foto: Darko Stojanovic/pixabay.com
ADVERTISEMENT
Seorang misionaris dari Amerika Serikat dituntut oleh beberapa ibu di Uganda. Para ibu tersebut mengklaim bahwa "fasilitas medis" milik si misionaris telah menjadi penyebab kematian anak-anak mereka.
ADVERTISEMENT
Misionaris itu bernama Renee Bach. Perempuan itu adalah pendiri sebuah organisasi non profit dan fasilitas kesehatan bernama Serving His Children (SHC) di Jinja, sebuah kota di timur Uganda.
Tujuan SHC adalah untuk membantu merawat anak-anak yang menderita malnutrisi di sana. Tapi, ada dua ibu bersama dengan organisasi Women's Probono Initiative (WPI) yang mengajukan tuntutan terhadap Bach dan organisasinya. Mereka menuduh Bach dan fasilitas medisnya bertanggung jawab atas kematian anak-anak mereka.
Setelah anak-anak mereka meninggal, kedua ibu itu mendapat informasi bahwa pada 2015 petugas kesehatan setempat telah memerintahkan penutupan fasilitas medis SHC. Bahkan Bach telah diminta untuk tidak lagi memberikan perawatan apapun kepada anak-anak.
Para ibu dan WPI menambahkan bahwa mereka telah diperdaya oleh Bach. Mereka menjelaskan bahwa Bach sering bersikap layaknya seorang dokter, mengenakan jubah putih khas dokter lengkap dengan stetoskop di lehernya, dan sering melakukan pengobatan pada anak-anak. Padahal, menurut mereka, Bach tidak memiliki lisensi medis.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pihak ibu dan WPI juga mengklaim ada lebih dari 100 anak yang meninggal saat menerima pengobatan di SHC.
"Ada prosedur dan peraturan yang harus diikuti saat mendirikan fasilitas medis di Uganda," ujar Beatrice Kayaga, salah satu anggota WPI, pada awal tahun 2019 ini.
"Ini adalah perilaku yang tidak bisa diterima, perilaku narsis, untuk siapapun, kulit hitam atau kulit putih, kaya atau miskin, misionaris atau seorang malaikat, untuk berpura-pura sebagai 'praktisi medis' padahal sebenarnya bukan. Dengan melakukan itu, mereka telah memperdaya anggota masyarakat yang lemah," lanjutnya, seperti dilansir IFL Science.
Kayaga menambahkan bahwa apa yang Bach dan SHC lakukan telah menyebabkan banyak hal buruk bagi masyarakat. Ia meminta pihak berwenang untuk menyetop organisasi itu.
ADVERTISEMENT
Pihak SHC sendiri menyanggah tuduhan tersebut. SHC mengatakan bahwa Bach tidak pernah muncul sebagai seorang tenaga medis profesional atau menyebabkan kematian anak manapun.
SHC mengklaim bahwa semua pengobatan mereka lakukan di bawah pengawasan para tenaga medis profesional yang telah mendapat lisensi. Mereka juga menyatakan bahwa SHC telah merawat lebih dari 3.500 anak dan mengklaim tingkat kesembuhan mencapai 96 persen.
"Harus digarisbawahi bahwa Nona Bach sering diminta untuk ikut menemani staf medis. Di waktu yang sama, saat dia diminta untuk membantu, Bach tidak pernah menunjukkan dirinya sendiri sebagai seorang tenaga medis profesional dan selalu membantu sambil diawasi oleh personel medis," tulis SHC dalam suatu pernyataan.
"Ketika fasilitas medis sedang sibuk, para suster menghargai bantuannya dan Nona Bach selalu senang bisa membantu."
ADVERTISEMENT