Misteri Jamur Mematikan Candida auris yang Kebal Obat Anti Jamur

12 April 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Teknisi laboratorium menunjukan sample bakteri. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Teknisi laboratorium menunjukan sample bakteri. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Infeksi jamur mematikan yang kebal terhadap obat antimikroba kini tengah menyebar luas di beberapa negara dan para ilmuwan tidak yakin dari mana asalnya.
ADVERTISEMENT
Jamur yang dimaksud bernama ilmiah Candida auris, ia merupakan fungi yang biasanya hidup tak berbahaya pada kulit dan selaput lendir. Meski begitu, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), spesies ini telah berevolusi menjadi menakutkan.
The New York Times melaporkan, jamur yang kebal terhadap beragam obat itu telah bermunculan di beberapa negara, termasuk di Inggris, Spanyol, India, Venezuela, dan Amerika Serikat.
"Ini (sebetulnya) adalah makhluk (asli) dari laguna (danau air asin dekat pantai) hitam," tutur Tom Chiller, yang fokus meneliti jamur di CDC. "(Penyebarannya) itu sangat mengejutkan dan sekarang hadir di mana-mana,” imbuhnya.
Ilustrasi gejala melepuh akibat infeksi impetigo pada kulit anak Foto: Shutterstock
CDC pertama kali mengeluarkan peringatan tentang Candida auris yang resistan terhadap obat pada 2016. Mereka kemudian mengategorikannya saat ini sebagai "ancaman serius". Namun sebelum dikategorikan sebagai ancaman, jamur ini sebenarnya pertama kali ditemukan pada 2009 dari telinga seorang pasien di Jepang, dan sampel medis lama juga pernah mencatat kehadirannya pada satu infeksi yang berasal dari Korea Selatan pada 1996.
ADVERTISEMENT
Sekarang, kebanyakan sampel Candida auris telah resistan terhadap satu kelas obat antijamur. Sementara menurut CDC, lebih dari sepertiganya kebal terhadap dua hingga tiga kelas obat antijamur yang tersedia.
Tingkat kekebalannya terhadap obat secara genetik berbeda di berbagai benua, dan ini menunjukkan bahwa kemampuan bertahan Candida auris telah berkembang secara terpisah (tetapi secara bersamaan) di seluruh dunia. Satu teori menyatakan, penggunaan fungisida (zat kimia yang dapat mematikan atau menghambat pertumbuhan jamur) yang meluas telah mendorong "super-fungi" ini untuk mengembangkan resistensinya.
Ilustrasi jamur Foto: id.wikipedia.org
Teori tersebut juga menyatakan Fungisida azole telah terlibat sebagai penyebab fungi menjadi tahan obat. Menurut jurnal PLOS Pathogens pada 2012, antijamur ini telah membuka celah bagi Aspergillus fumigatus dan Candida auris untuk lebih kuat mengembangkan kemampuan bertahan hidup.
ADVERTISEMENT
Selain itu, penggunaan antibiotik yang berlebihan pada hewan ternak turut menciptakan krisis dengan memunculkan bakteri yang kebal terhadap antibiotik. Upaya menghentikan penyebaran Candida auris bisa sangat menantang, karena fungi ini akan sangat mematikan bagi mereka yang sudah memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti orang tua dan anak muda.
Infeksi biasanya menyebar di sekitar area perawatan kesehatan; sering lebih mudah mempengaruhi mereka yang sudah dalam kondisi lemah. Gejala awalnya ditandai dengan demam, lesu dan kelelahan. Penyakit akibat jamur ini bisa berakibat fatal, terutama jika jamur telah menyebar ke darah, otak, atau jantung.
Dilansir dari Live Science, setengah dari penghuni beberapa panti jompo di Chicago, AS, telah positif terinfeksi Candida auris. Ada satu kasus mengerikan di Rumah Sakit Royal Brompton (dekat London, Inggris) di mana Candida auris tidak mati meski petugas setempat telah menyemprotkan fungi itu dengan hidrogen peroksida.
ADVERTISEMENT