Mumi Berusia 1.000 Tahun Ditemukan di Peru

30 Mei 2018 20:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penemuan Mumi (Foto: AFP/Khaled Desouki)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penemuan Mumi (Foto: AFP/Khaled Desouki)
ADVERTISEMENT
Tim arkeolog berhasil menemukan mumi berusia seribu tahun yang selamat dari penjarahan di Peru. Temuan mumi tersebut membuat para peneliti bisa mempelajari bagaimana kehidupan masyarakat Peru di masa lampau.
ADVERTISEMENT
Dilansir Science Daily, tim peneliti dari CReA-Patrimoine berhasil menemukan mumi tersebut dalam keadaan yang sangat bagus di situs Pachacamac, Peru. Mumi ditemukan masih dalam keadaan terbungkus oleh kain pemakaman yang berfungsi sebagai peti mati.
"Penemuan seperti ini sangatlah langka, dan mumi ini terawetkan dengan sangat baik. Sekarang telah diambil sampel untuk mempelajari usia mumi tersebut, namun berdasarkan daerah tempat mumi ditemukan dan bentuk makamnya, ada kemungkinan mumi ini dikuburkan sekitar tahun 1000 hingga 1200 Masehi," ujar profesor Peter Eeckhout, pemimpin tim studi.
Tempat penemuan mumi tersebut adalah sebuah kuil yang dibangun untuk menghormati para leluhur penduduk sekitar pada masa lampau. Kemudian ketika suku Inca berkuasa di akhir abad ke-15, kuil tersebut diubah menjadi kuil air dan penyembuhan.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut diperkuat dengan sisa-sisa persembahan yang ditemukan para arkeolog. Salah satu benda sisa-sisa persembahan yang ditemukan adalah tempurung tiram Spondylus yang kemungkinan berasal dari Ekuador. Dijelaskan, tempurung tiram tersebut diasosiasikan dengan simbol kesuburan dan kelimpahan.
Peti mati kain di Peru. (Foto: Eeckhout via ULB)
zoom-in-whitePerbesar
Peti mati kain di Peru. (Foto: Eeckhout via ULB)
Pernah Dijarah
Sebelum Inca menguasai wilayah situs Pachacamac, daerah kuil itu telah memiliki sebuah ruang pemakaman yang besar dan mumi dalam jumlah besar. Namun sayangnya, kebanyakan mumi itu telah dijarah habis pada masa penaklukan Spanyol.
Ajaibnya, mumi yang baru ditemukan ini sama sekali tidak tersentuh penjarahan. Hal ini membuat para peneliti bisa dengan mudah mempelajari mumi tersebut tanpa perlu membuka peti matinya yang terbuat dari kain.
Para peneliti bisa mempelajari mumi dengan melakukan pemindaian sinar x, tomografi, serta rekonstruksi 3 dimensi atas mumi tersebut. Dengan begitu para peneliti bisa menemukan bagaimana posisi si mumi di dalam peti kain, penyakit yang dideritanya, dan persembahan apa yang mungkin ada di dalam peti kain tersebut.
Ilustrasi penemuan Mumi (Foto: AFP/Khaled Desouki)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penemuan Mumi (Foto: AFP/Khaled Desouki)
ADVERTISEMENT
Temuan Lain
Selain mumi, para peneliti juga menemukan suatu monumen peninggalan Inca yang digunakan untuk menyambut para peziarah yang datang serta sebagai tempat dilakukannya ritual. Monumen tersebut terbagi dalam beberapa tempat berbeda yang masing-masing dibedakan dengan jenis persembahan yang diberikan.
Lalu ada juga temuan sebuah struktur yang diduga adalah kapel yang sebelumnya pernah dideskripsikan rahib asal Spanyol bernama Antonio de la Calancha dalam tulisannya mengenai situs itu pada abad ke-17.
Para peneliti juga menemukan banyak persembahan lain, seperti vas, anjing, dan hewan lainnya di sebuah panggung yang memiliki lubang di tengahnya. Lubang tersebut kemungkinan merupakan bekas tempat peletakan patung berhala. Kompleks kuil tersebut diduga dibangun dengan desain mengikuti petung berhala tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurut para peneliti, semua temuan ini mengindikasikan bahwa Inca membuat suatu perubahan yang signifikan pada situs Pachacamac. Hal ini dilakukan untuk membuat suatu pusat penziarahan di daerah pantai Pasifik Peru.
"Dewa-dewa dan pengikutnya memainkan peran penting dalam hidup masyarakat Pre-Colombian (sebelum kedatangan orang Eropa)," ujar Eeckhout. "Inca memahami hal ini dengan baik, dan mengintegrasikannya dengan kekuasaan mereka. Dengan mempromosikan sesembahan yang sama di seluruh daerah kekuasaan, Inca berkontribusi untuk membuat suatu identitas yang sama dari banyak orang yang berbeda.
"Pachacamac adalah salah satu contoh terbaik atas hal tersebut," imbuh Eeckhout.