NASA Bawa Sperma Manusia dan Banteng ke Stasiun Luar Angkasa

4 April 2018 7:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi sperma (Foto: THINKSTOCK )
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sperma (Foto: THINKSTOCK )
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu langkah penting umat manusia untuk terus melangsungkan kehidupan serta melestarikan keturunan mereka adalah dengan menjelajahi alam semesta untuk menemukan tempat tinggal baru yang layak selain Bumi. Salah satu yang patut dipertanyakan adalah apakah manusia tetap bisa berkembang biak, meski hidup di luar Bumi.
ADVERTISEMENT
Untuk mendapatkan jawabannya, saat ini badan antariksa Amerika Serikat (National Aeronautics and Space Administration/NASA) telah berencana untuk mempelajari kemungkinan reproduksi manusia di luar angkasa dengan mengirimkan sel sperma ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station/ISS).
Dilansir The Register, dengan bantuan roket milik SpaceX, NASA telah mengirimkan sampel sel sperma manusia ke ISS. Tak cuma sperma manusia, mereka juga telah mengirimkan sampel sperma banteng untuk keperluan studi.
Studi ini, yang dinamai Micro-11, dipimpin oleh Ames Research Center NASA di Silicon Valley. Tujuannya adalah untuk mempelajari apakah kondisi gravitasi nol yang membuat objek seakan tak memiliki berat, mempengaruhi kemampuan sel sperma untuk membuahi sel telur.
Nantinya para astornaut di ISS akan melakukan eksperimen pembuahan dan merekamnya. Kemudian sel telur yang telah dibuahi akan mereka kirimkan kembali ke Bumi untuk dipelajari apakah pembuahan tersebut memang terjadi.
Logo NASA. (Foto: NASA)
zoom-in-whitePerbesar
Logo NASA. (Foto: NASA)
Ini bukanlah kali pertama sel sperma dikirimkan ke luar angkasa. Sebelumnya pada 1988 badan antariksa Eropa (European Space Agency/ESA) mengirimkan sperma banteng ke luar angkasa. Selain itu, NASA sebelumnya juga pernah mengirimkan sperma bulu babi ke luar angkasa.
ADVERTISEMENT
Dan dari studi sebelumnya yang menggunakan sperma banteng, ditemukan bahwa kondisi kurangnya gravitasi membuat sperma lebih cepat aktif namun memerlukan waktu yang lebih lama untuk membuahi sel telur.
Sel banteng kerap digunakan dalam eksperimen karena pergerakannya mirip dengan sperma manusia. Jadi pada studi yang sekarang ini, para peneliti NASA bisa mempelajari perbedaan pada pembuahan dari dua jenis sperma tersebut.
"Kita masih belum mengetahui bagaimana pengaruh perjalanan luar angkasa jangka panjang pada kesehatan reproduksi manusia, dan investigasi ini adalah langkah pertama untuk mempelajari kemungkinan bereproduksi di kondisi gravitasi yang lemah," jelas NASA.
Sperma dan sel telur. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Sperma dan sel telur. (Foto: Thinkstock)
Sebetulnya telah ada studi yang menemukan bahwa sperma yang pernah mengalami kondisi gravitasi nol tetap bisa membuahi sel telur.
ADVERTISEMENT
Tahun lalu, peneliti dari University of Yamanashi, Jepang, mempublikasikan hasil studi mereka di jurnal Proceeding of the National Academy of Sciences of the US (PNAS).
Dalam studinya mereka berhasil menunjukkan bahwa sperma yang telah mengalami kondisi gravitasi nol tetap bisa membuahi sel telur betina.