Nelayan di Taiwan Tangkap Induk Hiu Putih yang Sedang Hamil 14 Anak

Ahli Biologi Laut, Ocean Ramsey (kiri), berenang bersama hiu putih 'Deep Blue' besar di Hawaii. Foto: @JuanSharks/@OceanRamsey/Juan Oliphant/oneoceandiving.com via REUTERS

Sekelompok nelayan di Taiwan tak sengaja menangkap seekor hiu putih betina berukuran besar pada Rabu (20/3). Hiu ini ternyata sedang hamil 14 ekor anak. Saat ke-14 anak hiu dikeluarkan dari perut induknya, janin berada dalam masa perkembangan, dan akhirnya mereka semua mati setelah ibunya mati.

Menurut George Burgess, seorang ahli biologi kelautan dan direktur emeritus Program Penelitian Ikan Hiu di University of Florida, meski anak-anak hiu terlihat seperti hiu dewasa, itu tidak berarti mereka sudah siap untuk dilahirkan. Sebab, bayi hiu sudah terlihat seperti hiu dewasa sejak awal perkembangannya.

Jika anak-anak hiu ini bisa diukur, maka para ilmuwan bisa memperkirakan usia kehamilan hiu putih tersebut.

“Dari sudut pandang ilmiah, bagi kami sebagai ahli biologi, ini informasi bagus, karena hiu betina hamil yang dapat dipelajari oleh para ilmuwan jumlahnya sedikit dan sangat jarang,” ujar George Burgess, seperti dikutip dari Live Science.

Hiu putih besar itu diketahui telah dijual oleh para nelayan dengan harga kurang dari $ 2.000 atau setara dengan Rp 28 juta kepada perusahaan taksidermi bernama Taiwan Ocean Art Museum.

“Tebakan saya adalah siapapun yang membeli hiu putih ini, dia menginginkan rahangnya,” ujar Burgess. “Setiap rahang hiu putih besar memiliki nilai jual yang sangat tinggi untuk para kolektor. Selebihnya, sisa-sisa hiu itu akan dikonsumsi. Hewan itu akan dimanfaatkan sepenuhnya,” imbuhnya.

Di sisi lain, menurut David Ebert, seorang ilmuwan dan pemimpin Pusat Penelitian Hiu Pasifik di Laboratorium Laut Moss Landing, California, kehamilan 14 ekor anak hiu ini kemungkinan menjadi rekor baru untuk spesies ini. Sebelumnya, kehamilan ikan hiu dengan anak terbanyak pernah tercatat dengan jumlah 12 ekor anak.

Populasi hiu putih sendiri tengah terancam di seluruh dunia, dan International Union of Conservation of Nature and Natural Resource, mengklasifikasikan hewan ini sebagai spesies rentan.