Nyeri Sendi dan Kembung Bisa Jadi Tanda Sarkoma, Kanker yang Mematikan

31 Oktober 2018 12:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi seorang perempuan sedang mengalami perut kembung (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seorang perempuan sedang mengalami perut kembung (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Nyeri sendi mungkin lebih sering diasosiasikan dengan dengan penyakit rematik. Sementara perut kembung bisa jadi lebih sering dihubungkan dengan asam lambung atau pun penyakit maag.
ADVERTISEMENT
Namun begitu, kedua gejala tersebut sebenarnya bisa jadi merupakan pertanda dari sarkoma, salah satu jenis kanker yang mematikan.
Sarkoma sendiri merupakan jenis kanker yang berkembang di jaringan ikat, seperti otot, lemak, tulang, tulang rawan, dan pembuluh darah. Kanker ini memiliki gejala-gejala yang tampaknya tidak berbahaya dan sulit dibedakan dari penyakit-penyakit ringan.
Sebuah studi dari Amerika Serikat (AS) memprediksi, pada 2018 ada lebih dari 13.000 orang di AS yang akan terdiagnosis memiliki sarkoma jaringan lunak dan ini akan mengakibatkan sekitar 5.000 kematian.
Riset lainnya menemukan adanya kesalahan penanganan pada 70 persen penderita sarkoma. Hal ini turut menurunkan tingkat kelangsungan hidup para pasien.
“Ini memprihatinkan karena sampai saat ini pemahaman kita akan sarkoma yang begitu kompleks ini masih kurang lengkap, khususnya di Asia,” kata Richard Quek, konsultan senior onkologi medis Parkway Cancer Centre (PCC), dalam acara diskusi media di Jakarta, Rabu (31/10).
ADVERTISEMENT
“Dibandingkan dengan populasi barat, masih belum banyak pusat data nasional yang resmi di Asia, sehingga data tentang prevalensi sarkoma dan bagaimana penyakit tersebut dikelola di wilayah ini masih terbatas. Ini sering menyebabkan diagnosis yang terlambat atau tidak akurat, yang kemudian menyebabkan penanganannya juga tidak tepat,” lanjut Quek.
Dr. Richard Quek, Konsultan Senior Onkologi Medis Parkway Cancer Centre (PCC) (Foto: Sayid Muhammad Mulki Razqa/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dr. Richard Quek, Konsultan Senior Onkologi Medis Parkway Cancer Centre (PCC) (Foto: Sayid Muhammad Mulki Razqa/kumparan)
Menurut Quek, pemahaman masyarakat umum maupun tenaga kesehatan profesional di seluruh dunia tentang sarkoma masih cenderung rendah.
Sebuah penelitian dari Belgia, misalnya, mengungkapkan bahwa 47 persen pasien yang menderita sarkoma jaringan lunak membiarkan gejalanya selama sekitar empat bulan sebelum akhirnya menemui dokter. Setelah itu pun, pasien umumnya baru berkonsultasi kepada dokter umum yang kemungkinan besar hanya akan menghadapi satu atau dua kasus sarkoma di sepanjang karier mereka.
ADVERTISEMENT
Tak heran, hasil penelitian di Inggris menunjukkan bahwa karena kurangnya kecurigaan klinis pada gejala awal, 20 persen dokter umum terlambat lebih dari tiga bulan untuk merujuk pasien ke dokter spesialis.
“Sudah saatnya kita menanggapi sarkoma dengan lebih serius, dan ini bisa kita mulai dengan edukasi,” tekan Quek yang telah mendirikan Singapore Sarcoma Consortium pada 2013 dan Asia Sarcoma Consortium pada 2015 sebagai wadah untuk penelitian dan pendidikan profesional.
Nyeri otot (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Nyeri otot (Foto: Thinkstock)
Menurut Quek, meski sarkoma mungkin kurang umum dibanding jenis kanker lainnya, kasus kanker ini banyak ditemui pada pasien dewasa muda dan remaja.
“Kelompok usia tersebut biasanya tidak kita asosiasikan dengan kanker. Ini berkontribusi terhadap keterlambatan diagnosis, sehingga dampak yang dialami penderita tersebut cenderung lebih parah,” ujar Quek.
ADVERTISEMENT
Quek menjelaskan, gejala sarkoma bisa berbeda-beda tergantung dari mana sarkoma tersebut berasal. Bagi pasien yang memiliki sarkoma jaringan lunak di lengan atau kaki, misalnya, gejala yang paling umum adalah munculnya benjolan besar tanpa rasa sakit.
Sementara jika sarkoma tumbuh di tulang tangan atau kaki, pasien umumnya akan merasakan nyeri pada sendi dan tulang, serta sakit di sekitar area tulang tersebut. Hal ini bisa membuat pasien sulit tidur dan bahkan bisa menyebabkan tulang tersebut retak.
Bagi pasien yang memiliki sarkoma di pembuluh darah, maka biasanya akan muncul ruam gelap di tubuhnya. Semantara jika sarkoma berkembang di area dada, maka akan muncul gejala berupa batuk dan sesak napas. Adapun gejala kembung serta mudah merasa kenyang bisa jadi adalah gejala sarkoma yang berkembang di bagian perut.
ADVERTISEMENT