Orangutan Satu-satunya Primata yang Bisa Bicara tentang Masa Lalu

30 Desember 2018 10:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Orangutan bernama Kika kembali ke alam liar di Kalimantan pada 19 Desember 2018. (Foto: Indrayana/BOSF 2018)
zoom-in-whitePerbesar
Orangutan bernama Kika kembali ke alam liar di Kalimantan pada 19 Desember 2018. (Foto: Indrayana/BOSF 2018)
ADVERTISEMENT
Anjing, kucing, atau ikan emas, mungkin tidak bisa saling berbicara tentang waktu di masa lalu. Kemampuan itu diyakini hanya dimiliki oleh manusia, bukan binatang.
ADVERTISEMENT
Tapi, suatu hal unik terungkap dalam studi terbaru yang bisa jadi menunjukkan orangutan adalah satu-satunya hewan primata (di luar manusia) yang bisa diajak bicara tentang masa lalu.
Studi itu menampilkan seekor induk orangutan yang menunggu rata-rata selama tujuh menit setelah seekor hewan predator pergi dari pandangannya, sebelum memberi peringatan kepada yang lain.
Orangutan disebut memiliki alarm pengingat spesifik yang terdengar seperti suara ciuman manusia. Peneliti berpikir hal itu membantu mereka mengingatkan orangutan lain tentang suatu bahaya, tapi saat alarm itu dipakai, bisa juga menginformasikan ada hewan pemburu yang terlihat.
Orangutan Kika dikembalikan ke alam liar di Kalimantan pada 19 Desember 2018. (Foto: Indrayana/BOSF 2018)
zoom-in-whitePerbesar
Orangutan Kika dikembalikan ke alam liar di Kalimantan pada 19 Desember 2018. (Foto: Indrayana/BOSF 2018)
Kelompok peneliti tersebut menginvestigasi apakah panggilan alarm ini digunakan untuk menginformasikan orangutan lain tentang sesuatu di masa lampau atau tidak.
Di hutan Ketambe, Sumatra, tim peneliti memulai eksperimennya dengan merayap di tanah dengan memakai kostum kertas bermotif kulit harimau. Para peneliti merayap di bawah tujuh induk orangutan yang sedang bergelantungan di pohon. Mereka berkeliaran selama dua menit selagi induk-induk orangutan itu berada di atas pohon.
ADVERTISEMENT
Caranya ini memang unik, dan mereka berhasil melihat respons orangutan yang mengeluarkan suara panggilan ketika melihat 'harimau jadi-jadian' di hadapannya.
Peneliti memakai kostum dengan motif kulit harimau. (Foto: Dok. Adriano R. Lameira)
zoom-in-whitePerbesar
Peneliti memakai kostum dengan motif kulit harimau. (Foto: Dok. Adriano R. Lameira)
'Harimau jadi-jadian' itu memang paling banyak mendapatkan respons dari orangutan. Namun, hanya satu kali suara penggilan dilakukan orangutan tersebut, terutama ketika 'predator' itu masih terlihat.
Sisanya, alarm panggilan tidak dilakukan selama rata-rata tujuh menit untuk memastikan ancaman dari hewan perdator di lokasinya sudah tidak ada.
"Ia (induk orangutan) menghentikan apa yang sedang dilakukannya, menggendong bayinya, berak, dan secara perlahan naik ke atas pohon," ujar Adriano Reis e Lameira, salah satu anggota tim peneliti, menjelaskan kepada Science Magazine.
Baru setelah 20 menit berlalu, ia mulai mengeluarkan suara peringatan terhadap orangutan lainnya. Tapi setelah itu, panggilannya terus dilakukan selama satu jam.
ADVERTISEMENT
Peneliti menduga orangutan itu diam ketika ada predator karena untuk melindungi anaknya.
Itu berarti kemampuan manusia dalam memahami dan berbicara tentang masa lalu mungkin saja berevolusi dari perilaku leluhur dan orangutan. Walau begitu, masih diperlukan penelitian selanjutnya untuk membuktikan teori tersebut.