Pasien Kanker Pengguna Obat Alternatif Punya Risiko Mati Lebih Tinggi

24 Juli 2018 15:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kanker (Foto: Thinstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kanker (Foto: Thinstock)
ADVERTISEMENT
Banyak cara yang dihadapi para pasien kanker dalam menghadapi penyakitnya. Mulai dari ilmu kedokteran modern hingga cara alternatif pun dijajal demi kembali sehat.
ADVERTISEMENT
Namun menurut riset terbaru, mereka yang menggunakan obat alternatif dalam menghadapi kankernya punya tingkat kematian yang lebih tinggi, dibandingkan dengan pasien yang menggunakan pengobatan konvensional.
Dilansir IFL Science, riset ini dipublikasikan di jurnal JAMA Oncology. Dalam penelitian ini, para peneliti mempelajari data dari 1.290 pasien yang didiagnosis mengidap kanker payudara, kanker prostat, kanker paru-paru, atau kanker usus.
Sebanyak 258 orang di antara mereka terdata menggunakan pengobatan alternatif. Ditemukan juga bahwa mereka menolak rekomendasi yang diberikan, seperti operasi, terapi hormon, kemoterapi, dan radiasi.
"Faktanya, pasien pengguna pengobatan tambahan memang diasosiasikan dengan memiliki tingkat penolakan pengobatan kanker yang lebih tinggi, dan juga peningkatan risiko kematian. Hal ini seharusnya membuat penyedia (obat-obatan tersebut) dan pasien sadar," ujar pemimpin riset, Skyler Johnson.
Ilustrasi kanker (Foto: THINKSTOCK)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kanker (Foto: THINKSTOCK)
Faktanya, banyak pengobatan alternatif kanker yang tidak diketahui tingkat keberhasilan atau keamanannya. Sayangnya, pengobatan tersebut sering dilihat sebagai suatu yang tidak ada sisi negatifnya.
ADVERTISEMENT
Bahkan ada orang yang meski telah mengetahui bahwa pengobatan alternatif mungkin tidak memiliki suatu manfaat, tapi tetap menjalaninya karena menganggap pengobatan yang dijalani tidak ada sisi negatifnya.
"Riset sebelumnya yang mempelajari mengapa pasien menggunakan pengobatan non-medis tambahan telah menemukan bahwa mayoritas pasien kanker mempercayai penggunaannya bisa meningkatkan tingkat keselamatan mereka," ujar salah satu peneliti dalam riset, James Yu.
"Kami pun kemudian melakukan peninjauan atas banyak literatur kanker, dan menemukan sedikit sekali bukti untuk mendukung kepercayaan tersebut," imbuhnya.