Pasutri Habiskan 20 Tahun untuk Kembalikan Hutan Hujan yang Hancur

1 Mei 2019 9:10 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hutan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hutan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Fotografer bernama Sebastião Salgado memutuskan pulang ke Brasil pada 1994, usai mendapatkan pengalaman mengerikan ketika mendokumentasikan genosida di Rwanda. Dengan maksud menenangkan diri, ia kemudian pulang ke Minas Gerais, sebuah hutan hujan yang menjadi tempat tinggalnya dulu.
ADVERTISEMENT
Namun tatkala tiba di sana, dia melihat perubahan yang sangat drastis. Hutan yang dulu hijau dan dipenuhi pepohonan kini kering dan mati akibat deforestasi dan eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkendali, terutama bijih besi.
Melihat keadaan yang kacau balau, Salgado dan istrinya tak putus asa. Mereka berdua lantas membeli tanah itu dan memutuskan untuk melakukan sesuatu, yakni menanam kembali seluruh hutan dengan pepohonan atau reboisasi.
“Tanah itu sama sakitnya dengan saya, semuanya hancur. Hanya sekitar 0,5 persen dari tanah yang ditumbuhi pepohonan. Kemudian istri saya punya ide luar biasa untuk menanam kembali pohon di hutan ini," ujar Salgado kepada Guardian, seperti dikutip IFL Science.
"Dan ketika kami mulai melakukan hal itu, berkat peningkatan jumlah pohon, maka semua serangga, burung, dan ikan datang kembali. Saya juga merasa terlahir kembali, ini adalah momen yang paling penting."
ADVERTISEMENT
Dalam praktiknya, mereka mendirikan sebuah organisasi yang diberi nama Instituto Terra, dengan misi memulihkan hutan dengan luas area 170 hektare. Organisasi yang mereka dirikan kemudian merekrut para sukarelawan dan bersama-sama menanam sekitar 4 juta pohon.
Pertama-tama mereka harus mengembalikan nitrogen ke tanah dengan cara menanam legum terlebih dahulu sebelum mereka bisa menanam bibit. Namun, setelah penanaman pertama, sebagian besar tanaman mati.
“Kami membuat lubang terlalu rapat (untuk menanam bibit pohon). Selama berminggu-minggu saya merasa sakit melihat bencana ini,” aku Salgado kepada Smithsonian.
Di tahun-tahun berikutnya, penanam itu semakin baik, hanya 20 persen tanaman yang mati. Dan dalam kurun waktu 20 tahun, mereka akhirnya berhasil memulihkan kembali hutan hujan tersebut.
Ilustrasi menanam pohon. Foto: Shutter Stock
Menurut Salgado, pekerjaan ini tidak mudah sebab kontur tanah yang kering disertai hujan yang tak kunjung datang hingga tahun 1999, menjadi kendala tersendiri dalam mengembalikan hutan di Minas Gerais.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, kerja kerasnya tak sia-sia. Sekarang hutan tersebut telah pulih dan menjadi rumah bagi berbagai jenis satwa liar, seperti ular dan burung.