Pembangunan Bendungan Ancam Habitat Orang Utan Tapanuli

8 Mei 2018 17:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pongo tapanuliensis atau orangutan tapanuli. (Foto: Andrew Walmsley/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Pongo tapanuliensis atau orangutan tapanuli. (Foto: Andrew Walmsley/Reuters)
ADVERTISEMENT
Orang utan Tapanuli kini menjadi salah satu hewan paling langka di dunia karena populasinya yang hanya tersisa sekitar 800 ekor. Jumlahnya yang sangat sedikit ini menjadikan orang utan Tapanuli sebagai kera besar paling terancam punah di dunia.
ADVERTISEMENT
Sean Sloan, peneliti dari James Cook University, bersama dengan peneliti primata dari Universitas Indonesia, Jatna Supriatna, menulis sebuah studi yang berisi prediksi nasib dari orang utan Tapanuli.
“Fragmentasi, degradasi, dan konversi lahan akan mengancam keselamatan dari Pongo tapanuliensis,” demikian tulis Sloan dalam studi yang telah dipublikasikan di Current Biology ini.
Saat ini, orang utan Tapanuli berada dalam wilayah yang cenderung masih terlindungi karena topografinya yang sulit ditembus oleh jalan dan minimnya aktivitas manusia di wilayah tersebut. Wilayah tersebut pun tidak terlalu besar, hanya seluas dua kali DKI Jakarta.
Orang Utan Tapanuli (Foto: Tim Laman via Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Orang Utan Tapanuli (Foto: Tim Laman via Wikimedia Commons)
Luas ini tidaklah cukup mengingat orang utan adalah hewan yang berbadan besar, sangat aktif, dan hidup di atas pepohonan.
Orang utan yang hanya bisa ditemukan di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara ini keberadaannya semakin terancam karena adanya proyek pembangunan bendungan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air di Batang Toru, Sumatra Utara, yang masih merupakan wilayah habitat orang utan tersebut.
ADVERTISEMENT
“Saat ini hanya ada kurang dari 800 ekor orang utan Tapanuli yang masih tersisa dan mereka terancam oleh pembangunan mega proyek (bendungan), deforestasi, pembangunan jalan, dan perburuan,” kata Sloan dilansir Eureka Alert.
Bendungan ini diperkirakan akan menempati 8 persen dari wilayah habitat orang utan Tapanuli ketika sudah selesai dibangun pada tahun 2022. Pembangunan bendungan bukan hanya dikhawatirkan akan merusak hutan, melainkan juga bisa merusak wilayah habitat orang utan karena diisi oleh air dan menyebabkan isolasi.
Orang Utan Tapanuli (Foto: Tim Laman via Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Orang Utan Tapanuli (Foto: Tim Laman via Wikimedia Commons)
Belum lagi, pembangunan lanjutan yang akan terjadi setelah dam ini dibangun, misalnya pembangunan jalan, konstruksi, dan fasilitas untuk pemeliharaan bendungan.
“Tanpa tindakan cepat, akan terjadi bencana ekologis pada kerabat primata terdekat dari manusia ini,” kata Sloan.
ADVERTISEMENT