Pencipta Spongebob Squarepants Meninggal karena ALS, Penyakit Apa Itu?

28 November 2018 12:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pencipta "Spongebob Squarepants", Stephen Hillenburg meninggal dunia. (Foto: Instagram/@monbritt)
zoom-in-whitePerbesar
Pencipta "Spongebob Squarepants", Stephen Hillenburg meninggal dunia. (Foto: Instagram/@monbritt)
ADVERTISEMENT
Stephen Hillenburg, pencipta serial kartun 'SpongeBob SquarePants' keluaran Nickelodeon, meninggal dunia pada Senin (26/11) waktu Amerika Serikat. Hillenburg meninggal di usia 57 tahun karena menderita penyakit Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS).
ADVERTISEMENT
Kabar mengenai meninggalnya Hillenburg disampaikan dalam sebuah pernyataan oleh pihak Nickelodeon. "Kami sangat sedih dengan berita bahwa Steve Hillenburg telah meninggal dunia setelah pertempuran dengan ALS," tulis pernyataan Nickelodeon pada Rabu (28/11).
Penyakit ini sendiri terbilang cukup langka. Menurut ALS Association, hanya sekitar 6 ribu orang yang didiagnosis mengidap penyakit ini setiap tahunnya di Amerika Serikat.
Penyakit ini menyerang sistem saraf tubuh dan membuat otot-otot menjadi lemah. Hal tersebut mempengaruhi fungsi fisik seseorang dan bahkan bisa fatal.
Stephen Hillenburg. (Foto: Getty Images/Junko Kimura)
zoom-in-whitePerbesar
Stephen Hillenburg. (Foto: Getty Images/Junko Kimura)
Riwayat penyakit ALS
Mengutip Variety, Hillenburg telah didiagnosis menderita ALS sejak Maret 2017. Namun penyakit ini sendiri sudah dikenal di dunia setidaknya sejak hampir 1,5 abad yang lalu.
Kondisi penyakit ALS pertama kali ditemukan oleh seorang dokter dari Prancis bernama Jean-Martin Charcot pada 1869. Di Amerika Serikat, ALS juga dikenal dengan nama penyakit Lou Gehrig.
ADVERTISEMENT
Menurut Leo McCluskey, profesor neurologi yang menjadi direktur medis ALS Center di University of Pennsylvania, ALS adalah suatu penyakit yang menyerang saraf di otak yang mengontrol otot.
"Penyakit (ALS) ini menyebabkan pelemahan terhadap bagian atas motor neuron, bagian bawah motor neuron atau keduanya," jelas McCluskey, dikutip dari Scientific American.
Motor neuron yang terletak pada bagian lobus frontal di otak memiliki fungsi untuk mengontrol pergerakan dari otot di tangan, kaki, dan wajah. Oleh karena itu, orang yang menderita penyakit ini pada akhirnya akan tak kuasa lagi mengontrol pergerakan tangan, kaki, dan bahkan wajahnya.
Mendiang Stephen Hawking juga mengidap penyakit ALS (Foto: REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Mendiang Stephen Hawking juga mengidap penyakit ALS (Foto: REUTERS)
Penyebab ALS
Hingga saat ini para peneliti masih belum mengetahui penyebab pasti matinya motor neuron saat penyakit ALS menyerang. Namun dikutip dari Web MD, ada dua jenis ALS berdasarkan penyebabnya.
ADVERTISEMENT
Yang pertama adalah Sporadic ALS. Jenis ini merupakan yang paling banyak ditemukan di antara penderita ALS. Sebanyak 95 persen orang penderita memiliki ALS jenis ini. Jenis ini berarti ALS terjadi secara tiba-tiba dan tanpa penyebab pasti.
Yang kedua adalah Familial ALS (FALS). Jenis ini hanya ditemukan pada lima persen kalangan penderita ALS. FALS terjadi akibat kerusakan pada gen seseorang.
Biasanya kerusakan pada gen ini terjadi akibat orang tua menurunkan gen tersebut pada anaknya. Jadi jika orang tua memiliki gen penyebab ALS, tiap anaknya memiliki 50 persen kemungkinan memiliki gen itu dan juga penyakitnya.
Selain itu, para peneliti juga menduga bahwa lingkungan dapat berpengaruh pada penyebab ALS. Kondisi lingkungan seperti adanya bahan kimia atau bakteri yang bisa menyebabkan ALS, kini sedang dipelajari para peneliti.
Stephen Hillenburg. (Foto: REUTERS/Luis Enrique Ascui)
zoom-in-whitePerbesar
Stephen Hillenburg. (Foto: REUTERS/Luis Enrique Ascui)
Ketika ALS menyerang tubuh seseorang
ADVERTISEMENT
Ketika ALS menyerang tubuh yang sehat, motor neuron di otak dan di saraf tulang belakang menjadi mati. Hal ini membuat otak tidak lagi bisa mengirimkan pesan kepada otot-otot di tubuh.
Ketika otot tidak lagi mendapatkan sinyal dari otak, mereka akan mulai kehilangan kekuatan dan mengalami kondisi atrophia atau atrophy yang membuatnya semakin melemah.
Awalnya mereka yang menderita ALS tidak akan langsung mengalami kelumpuhan. Pada tahap awal mereka akan merasakan otot terasa lemah dan kaku.
Selain itu mereka juga akan mengalami kesulitan untuk melakukan hal-hal sederhana seperti mengangkat ponsel, menulis dengan tangan, dan juga merasa lebih mudah jatuh.
Setelah tahap itu, perlahan-lahan mereka akan kehilangan kemampuan untuk menggerakan tangan, kaki, kepala, dan badan secara keseluruhan. Bahkan yang lebih mengerikannya lagi, mereka yang menderita ALS dapat kehilangan kemampuan untuk bernapas karena otot yang membantu pernapasan tak lagi bekerja.
ADVERTISEMENT
Menurut McCluskey, kehilangan kemampuan pernapasan ini merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak pada para penderita ALS.