Pendekatan Ekohidrologi untuk Hadapi Masalah Air Bersih di Indonesia
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut data dari PBB yang dipaparkan para peneliti LIPI, sebenarnya Indonesia memiliki 21 persen dari total keseluruhan air bersih di wilayah Asia Pasifik. Namun nyatanya, sebagaimana dijelaskan oleh Ignasius Dwi Armana Sutapa, peneliti Pusat Penelitian Limnologi LIPI, banyak masyarakat Indonesia yang kesulitan untuk memiliki akses ke air bersih.
"Di Bumi ini jumlah air itu tetap sama, tapi jumlah penduduk meningkat. Jadi ini membuat jumlah air bersih yang bisa di akses menurun kuantitasnya," ujar Ignasius pada acara diskusi bertajuk Pola Hidup Bersih di Kantor LIPI, Jumat (25/5).
Ia kemudian menyarankan suatu metode bernama ekohidrologi untuk mengatasi masalah ini. "Ekohidrologi adalah pendekatan baru untuk menghadapi masalah air dunia," katanya.
Dari penjelasan Ignasius, ekohidrologi adalah suatu metode yang mengintegrasikan beberapa aspek untuk memberikan kualitas air yang lebih baik kepada masyarakat. Aspek-aspek yang dimaksud adalah hidrologi, ekologi, ekoteknologi, dan budaya. Menurutnya, dengan memadukan keempat aspek tersebut, kualitas sumber daya air dapat meningkat.
ADVERTISEMENT
Secara spesifik dalam ekohidrologi, prinsip ekologi adalah peningkatan kapasitas penyerapan dari ekosistem. Prinsip hidrologi menjadi kerangka kerja untuk proses kuantifikasi. Prinsip ekoteknologi dalam penggunaan properti ekosistem sebagai alat manajemen. Lalu prinsip budaya adalah untuk meningkatkan hubungan yang dinamis antara sistem hidrologi, sosial, dan ekologi.
Jadi dengan mengintegrasi semua aspek tersebut, ekohidrologi dapat memberikan suatu metode pembangunan atau sistem pembangunan yang memahami lingkungan serta sumber daya air.
Ignasius menambahkan, "Adanya air bersih yang tersedia bagi masyarakat luas bisa meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat dan juga perekonomiannya.”