Peneliti Akhirnya Tahu Bagaimana Kebanyakan Gempa Besar Bermula

23 Agustus 2019 10:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Gempa Bumi Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gempa Bumi Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebuah riset terbaru mengungkap kejadian yang sering terjadi sebelum gempa besar. Menurut hasil riset ini, kebanyakan gempa besar didahului oleh sejumlah gempa kecil.
ADVERTISEMENT
Hasil riset ini telah dipublikasikan di jurnal Geophysical Research Letter pada 30 Juli 2019. Dalam riset ini, tim peneliti mempelajari 46 gempa besar yang terjadi di California Selatan antara 2008 sampai 2017.
Gempa-gempa besar yang tim peneliti pelajari setidaknya memiliki kekuatan 4 magnitudo. Para periset menemukan bahwa 72 persen gempa besar di California Selatan didahului gempa dengan kekuatan yang lebih kecil.
Sebuah mobil melewati celah di jalan di Highway 178, selatan Trona, setelah gempa berkekuatan 6,4 di Ridgecrest, California, Kamis (4/7). Foto: AFP/FREDERIC J. BROWN
"Sangat penting untuk memahami proses fisika di balik gempa. Apakah mereka tetap diam sampai kejadian gempa utama?" ujar Zachary Ross, anggota tim peneliti, kepada Los Angeles Times.
"Atau apakah ada suatu proses pelemahan pada patahan, atau ada bukti yang menunjukkan bahwa patahan berubah sebelum gempa besar terjadi?" sambung dia.
ADVERTISEMENT
Riset ini sendiri menemukan bahwa ada proses pelemahan atau perubahan pada patahan sebelum terjadinya gempa-gempa besar. Temuan ini bisa memberikan pemahaman yang lebih baik dalam mengetahui bagaimana gempa bumi bisa terjadi.
Mengetahui gempa berkekuatan sedang juga bisa muncul setelah beberapa gempa kecil memperkuat anggapan bahwa sekuensi gempa bisa berkembang. Riset ini menunjukkan bahwa sekuensi foreshock atau gempa awalan bisa muncul mulai dari tiga hari sampai 35 hari sebelum gempa utama.
Ini bukan berarti kita harus panik dan khawatir setiap ada gempa kecil. Secara statistik, hanya lima persen gempa yang diikuti dengan gempa lain yang lebih kuat. Para peneliti juga menekankan bahwa ini bukan berarti mereka sudah bisa memprediksi pasti kapan dan lokasi terjadinya gempa besar.
Kondisi rumah yang rusak setelah gempa 6,4 skala Richter melanda di Ridgecrest, California, Kamis (4/7). Foto: AFP/FREDERIC J. BROWN
Dengan hasil riset ini, para peneliti bisa semakin baik dalam hal peramalan gempa susulan. Riset ini juga bisa membantu masyarakat dalam mengetahui adanya risiko gempa yang lebih besar setelah gempa sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Riset kami mengarah kepada peramalan gempa secara statistik," ujar pemimpin riset, Daniel Trugman.
Ross menjelaskan bahwa penemuan ini bisa meningkatkan kecepatan sistem peringatan dini gempa bumi. Jika komputer bisa mendeteksi kejadian gempa mikro di dekat patahan besar, ini bisa membantu mempercepat pengambilan keputusan oleh sistem peringatan dini ketika gempa mulai terjadi di sekitar patahan itu.
Dalam riset ini, tim peneliti belum bisa menemukan suatu pola spesifik gempa awal yang mendahului gempa yang kekuatannya bisa lebih besar dari 4 magnitudo. Terkadang gempa awalan ini muncul seperti "ledakan" gempa di satu tempat di dekat lokasi yang nantinya menjadi pusat gempa utama. Di waktu lain gempa awalan muncul menyebar di sekitar lokasi yang nanti menjadi pusat gempa utama.
Ilustrasi gempa bumi. Foto: Getty Images
Tim periset juga menemukan bahwa gempa utama yang dangkal cenderung memiliki gempa awalan yang lebih banyak. Hal serupa juga ditemukan pada daerah memiliki aliran panas akibat magma.
ADVERTISEMENT
Hasil simulasi laboratorium yang tim peneliti ini lakukan juga menemukan hal yang sama. Selalu ada gempa kecil sebelum gempa besar.
"Tidak pernah ada ketenangan sebelum gempa utama," kata Ross mengenai hasil simulasi laboratorium.
Temuan para peneliti ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan kejadian gempa sedang dan besar akan didahului gempa kecil. Tapi, masih perlu riset lain sebelum bisa mengambil kesimpulan itu.
"Sulit untuk membayangkan patahan besar akan tetap diam sampai ke satu titik di mana terjadi guncangan besar," tegas Ross.