Peneliti Ciptakan Kulit Elektronik yang Berfungsi seperti Kulit Asli

14 Februari 2018 13:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kulit elektronik. (Foto: Jianliang Xiao/University of Colorado Boulder)
zoom-in-whitePerbesar
Kulit elektronik. (Foto: Jianliang Xiao/University of Colorado Boulder)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Para peneliti dari University of Colorado Boulder berhasil membuat suatu temuan yang membawa bidang biomedis selangkah lebih maju, yaitu kulit elektronik atau e-skin. Mereka mengumumkan keberhasilan menciptakan e-skin tersebut melalui jurnal Science Advances pada Jumat (9/2).
ADVERTISEMENT
E-skin sendiri terbuat dari material tipis, semi-transparan, dan bisa berfungsi seperti kulit manusia normal dengan kemampuan untuk merasakan temperatur/suhu, tekanan, kelembapan, serta aliran udara.
Dilanir Newsweek, temuan ini dapat membawa kita pada alat prostetik yang lebih baik, meningkatkan bidang robotik di masa depan, dan membantu perkembangan alat-alat biomedis lainnya.
"Ini (e-skin) memiliki terapan yang luas, dalam beberapa hal, yaitu untuk memberikan sensasi pada sistem-sistem yang biasanya pasif," ujar Jianliang Xiao, insinyur mesin dari University of Colorado Boulder yang memimpin studi penemuan ini.
Sistem-sistem pasif yang dimaksud adalah alat-alat elektronik yang biasa kita gunakan yang tidak memiliki sensitivitas seperti kulit alami kita.
Masalah kulit bisa menyerang penderita diabetes.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Masalah kulit bisa menyerang penderita diabetes. (Foto: Thinkstock)
Dapat Cegah Tindakan yang Membahayakan Diri Sendiri
E-skin ini memiliki kemampuan untuk merasakan tekanan atau sentuhan. Hal tersebut merupakan faktor kunci untuk meningkatkan kemampuan bagian tubuh buatan atau prostetik.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh jika e-skin ini dililitkan pada sebuah tangan palsu, e-skin dapat membuat tangan palsu tersebut bisa merasakan sentuhan dan tekanan ketika memegang gelas.
Mengetahui seberapa banyak tekanan atau sentuhan yang tangan buatan, dapat mencegah seseorang dari perbuatan tak sengaja yang merusak seperti menghancurkan gelas di tangannya.
"Jika Anda memikirkan apa yang kulit asli dapat lakukan, kulit dapat mencegah orang mengalami luka bakar dan dapat mencegah orang-orang dari bahaya," kata Wei Zhang, profesor kimia di University of Colorado Boulder sekaligus salah satu anggota tim studi ini.
"E-skin dapat meniru fungsi (pencegahan) tersebut. Setidaknya itu adalah salah satu bagian penting dari kulit elektronik," tambahnya.
Tahi lalat abnormal, gejala kanker kulit. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Tahi lalat abnormal, gejala kanker kulit. (Foto: Thinkstock)
Bantu Perkembangan Robot Masa Depan
Ada terapan lainnya dari kulit elektronik lain, yaitu pada bidang robotik. Di masa depan, jika robot bisa dikembangkan untuk aktivitas yang mengharuskan mereka untuk bekerja dengan lembut dan dengan presisi tinggi seperti merawat bayi atau orang tua, kulit elektronik ini akan sangat membantu.
ADVERTISEMENT
"Indra perasa sangat penting karena ketika manusia berinteraksi dengan robot, kita ingin memastikan robot tidak akan menyakiti manusia," ujar Xiao.
"Ketika bayi sakit, robot bisa menggunakan jarinya untuk menyentuh si bayi, dan kemudian dapat mengetahui temperaturnya."
Robot Wabian2 garapan peneliti Univ. Waseda. (Foto: REUTERS/Eugene Hoshiko)
zoom-in-whitePerbesar
Robot Wabian2 garapan peneliti Univ. Waseda. (Foto: REUTERS/Eugene Hoshiko)
Teknologi Masa Depan dalam Kulit Elektronik
Material kulit elektronik terbuat dari sebuah jaringan polimer yang disebut polymine dan juga partikel nano silver.
Kandungan partikel nano silver pada kulit elektronik memberikan kekuatan, kandungan kimia yang stabil, serta kemampuan konduktivitas listrik.
Selain itu para peneliti juga menjelaskan bahwa e-skin dapat menyembuhkan dirinya sendiri, dengan mencampurkan senyawa di dalam etanol atau alkohol dengan materialnya.
Panas dan tekanan atau sentuhan dapat membuat e-skin memiliki kemampuan melilit objek melengkung, seperti kulit manusia dan tangan robot yang rumit, dengan mudah. Selain itu material e-skin ini juga dapat didaur ulang, suatu hal yang menurut peneliti membuat e-skin ini unik.
ADVERTISEMENT
"Saya kira kami adalah grup pertama yang mendemonstrasikan daur ulang dari e-skin yang multifungsi," papar Xiao.
E-skin dapat didaur ulang dengan merendam polimer dalam sebuah larutan yang dapat menguraikan dan memisahkannya dari partikel nano silver.
"Yang membuat kami untuk membuat benda ini bisa didaur ulang adalah karena sekarang ini kita menghadapi masalah polusi lingkungan yang sangat serius akibat puluhan juta ton sampah elektronik," tambahnya.