Peneliti Ciptakan Pil yang Bisa Suntikkan Insulin dari dalam Perut

9 Februari 2019 16:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pil yang bisa suntikkan insulin dari dalam perut. Foto: Felice Frankel/AP
zoom-in-whitePerbesar
Pil yang bisa suntikkan insulin dari dalam perut. Foto: Felice Frankel/AP
ADVERTISEMENT
Tim peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat, baru-baru ini mengembangkan sebuah pil yang bisa menyuntikkan insulin dari dalam perut. Terobosan terbaru ini diyakini bisa mempermudah para penderita diabetes dalam mendapatkan suntikan insulin. Terobosan temuan ini, yang telah dipublikasikan di jurnal Science, diyakini bisa sangat membantu banyak orang. Sebab, banyak pasien yang menyukai dan lebih mudah menerima penggunaan obat-obatan oral alias yang diminum. Tapi masalahnya, banyak senyawa, termasuk insulin untuk diabetes, tidak kuat melewati sistem pencernaan manusia. Sejauh ini, pil yang bisa menyuntikkan insulin dari dalam perut ini ini memang baru diujicobakan pada hewan. Tapi jika terbukti aman, ia berpotensi besar mempermudah pemberian obat-obatan pada manusia yang biasanya diberikan melalui suntikan. Para peneliti sebenarnya sudah lama berusaha mengembangkan insulin oral untuk mengganti suntikan insulin suntikan harian yang dibutuhkan para penderita diabetes. Salah satunya adalah membuat pelindung bagi insulin agar bisa tahan melewati saluran pencernaan. Namun sejauh ini belum ada yang bisa dipakai masyarakat luas. Nah, terobosan terbaru inilah yang diyakini bisa mengatasi masalah insulin untuk melewati saluran pencernaan sekaligus bisa menyuntikkannya ke dalam pembuluh darah. Dr. Giovanni Traverso, salah satu peneliti senior dalam riset, mengatakan bahwa pil ini akan membawa insulin ke dalam perut dan membantunya masuk ke darah dari perut. "Cara kerjanya adalah, pil turun melalui kerongkongan dan sampai ke perut dalam hitungan menit, kemudian dari situ obat diberikan," ujar Traverso kepada Associated Press (AP). Traverso menjelaskan bahwa pil ini terinspirasi oleh kura-kura macan tutul (Stigmochelys pardalis). Ketika terbalik, kura-kura itu punya kemampuan untuk kembali ke posisi normalnya dengan bantuan cekungan di tempurungnya.
Ilustrasi peneliti di laboratorium. Foto: jarmoluk/Pixabay
Para peneliti membuat sebuah pil dengan bentuk serupa cekungan tempurung itu, lengkap dengan pemberat di bawahnya. Jadi ketika pil mencapai perut, ia secara otomatis akan mendarat dengan posisi yang tepat untuk mulai menyuntikkan obat. Pada pil tersebut, para peneliti juga memasangkan sebuah alat penyuntik mikro. Alat itu berisikan insulin kering yang telah dikompres untuk ditembakkan ke bagian dalam perut dengan bantuan sebuah pegas kecil. Nantinya, asam di perut akan membuat pegas menembakkan insulin ke bagian dinding perut. Dalam eksperimen yang dilakukan pada babi, pemberian insulin dengan cara ini berhasil menurunkan kadar gula darah ke tingkat yang sama dengan pemberian insulin dengan cara suntik dari luar tubuh. Hasil riset ini juga melaporkan bahwa setelah insulin disuntikkan dan masuk ke dalam darah, pil yang terbuat dari besi tahan karat yang bisa terurai akan keluar melalui saluran pencernaan.
ADVERTISEMENT
"Ini adalah ide cerdik yang bisa memberikan solusi bagi masalah yang telah lama ada," ujar Steven Little, kepala jurusan teknik kimia University of Pittsburgh yang tidak terlibat dalam riset.
Ilustrasi Pil Foto: Thinstock
Meski begitu, Traverso mengatakan bahwa pil ini hanya bekerja efektif jika diberikan saat perut sedang kosong. Hal ini membuatnya mungkin hanya bisa menjadi pengganti suntikan insulin pagi hari dan bukan untuk dosis insulin setelah makan. Ia menambahkan, pasien tidak perlu khawatir dengan metode pemberian obat yang memang terdengar menyeramkan ini. Traverso menjelaskan bahwa bagian otot perut cukup tebal dan kita tidak perlu khawatir suntikan membuat terjadinya kebocoran di dalamnya. Hasil riset pada hewan juga menunjukkan bahwa tidak ada efek samping dari pil tersebut. Namun Traverso mengatakan masih diperlukan riset tambahan untuk mengetahui apakah perut cukup kuat untuk mendapatkan injeksi mikro setiap hari. Sekarang pil ini masih dalam tahap uji pada hewan. Traverso sendiri berharap uji pada manusia bisa dimulai dalam kurun tiga tahun ke depan.
ADVERTISEMENT