Peneliti IPB Bikin Minuman Tempe sebagai Obat Hipertensi

28 Januari 2018 13:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tempe Mentah (Foto:  Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Tempe Mentah (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Tempe, makanan fermentasi kacang kedelai khas Indonesia itu tak sekadar lezat saja. Tempe ternyata juga terbukti mampu membantu mengobati hipertensi atau tekanan darah tinggi yang berbahaya.
ADVERTISEMENT
Empat peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Alfia Ansarullah, Hardinsyah, Sri Anna Marliyanti, dan Made Astawan, berhasil mengembangkan minuman dari tempe untuk mengobati hipertensi. Tempe dipilih sebagai penelitiannya karena telah banyak riset yang membuktikan kedelai dapat menurunkan hipertensi.
"Pesatnya pengembangan tempe menjadi pangan fungsional yang dapat menurunkan tekanan darah, menjadi alasan untuk melakukan penelitian mengenai efek dari minuman berbasis tempe terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi dan hiperkolesterolemia (kelebihan kolesterol dalam darah)," ujar Hardinsyah dalam pernyataan resmi, Jumat (26/1).
Kelompok ilmuwan ini mengolah tempe menjadi bahan minuman serbuk siap seduh. Mereka kemudian mempelajari efek minuman tempe tersebut pada tekanan darah penderita hipertensi dan juga hiperkolesterolemia.
Penelitian dilakukan pada 30 orang pria dan wanita dewasa dengan usia antara 25-55 tahun. Kriteria dari para peserta penelitian adalah belum mengalami menopause, tidak hamil, kadar kolesterol di darah 200 miligram, memiliki tekanan darah sistolik (tekanan darah saat beraktivitas) pada 121-131 mmHg, dan tekanan darah diastolik (tekanan darah saat istirahat) pada 81-89 mmHg.
Taman Rektorat IPB. (Foto: IPB.ac.id)
zoom-in-whitePerbesar
Taman Rektorat IPB. (Foto: IPB.ac.id)
Peserta penelitian kemudian dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama akan diberi Minuman Tempe A (MTA) yang berasal dari kedelai lokal yang dikecambahkan.
ADVERTISEMENT
Kelompok kedua yang diberikan Minuman Tempe B (MTB) yang berasal dari kedelai impor, dan ada kelompok kontrol yang akan menjadi pembanding hasil penelitian, dan tidak diberikan minuman.
Kelompok MTA dan MTB mendapatkan minuman tempe tiga kali sehari selama empat minggu berturut-turut. Minuman tersebut, sekurang-kurangnya mengandung 25 gram protein per harinya.
Hasil Akhir Tempe (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Hasil Akhir Tempe (Foto: Thinkstock)
Dari penelitian tersebut, tim peneliti menemukan kelompok MTA dan MTB memiliki perbedaan tekanan darah sistolik yang signifikan jika dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Meski demikian, di kelompok MTA dan MTB tidak ditemukan perbedaan mencolok pada tekanan darah diastolik, jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Para ilmuwan menemukan ada kencenderungan tekanan darah diastolik pada kelompok MTA dan MTB mengalami penurunan.
Ini kabar baik bagi para penderita hipertensi dan hiperkolesterolemia, karena minuman tempe yang ditemukan peneliti IPB ini bisa menjadi pengobatan alternatif untuk mereka.
ADVERTISEMENT