Peneliti Kembangkan Virus Pembunuh Kanker

5 Januari 2018 13:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi sel dalam tubuh. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sel dalam tubuh. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Setiap mendengar kata virus, banyak orang lebih sering berpikir mengenai dampak negatifnya. Padahal, virus tak selalu memberikan dampak negatif pada tubuh. Seperti virus pembunuh kanker yang berhasil dikembangkan para peneliti ini misalnya.
ADVERTISEMENT
Dilansir Science Alert, sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Leeds berhasil membuktikan bahwa virus dapat dihantarkan langsung ke bagian tumor di otak. Tak hanya itu, virus tersebut juga dapat menstimulasi sistem imun tubuh yang kemudian turut menyerang tumor tersebut.
Virus yang dikenal dengan sebutan virus oncolytic itu mampu membunuh sel tumor tanpa menyerang sel yang sehat. Nama lengkap virus tersebut adalah mammalian orthoreovirus type 3, dan sebelumnya ia juga telah teruji dalam membunuh sel tumor.
Sebenarnya sudah ada sebuah eksperimen atas penggunaan virus oncolytic tersebut. Tetapi pada studi yang dipublikasikan pada Science Translational Medicine, para peneliti dari University of Leeds itu adalah yang pertama mengarahkan virus ke tumor otak.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, hal tersebut diduga tidak mungkin dilakukan karena virus itu dianggap tak mampu melewati lapisan membran di otak yang memiliki tugas menghalangi lewatnya patogen.
"Ini adalah pertama kalinya terlihat virus yang mampu melewati pembatas darah milik otak, dan hal itu membuka kemungkinan bahwa jenis imunoterapi ini dapat digunakan orang dengan kanker otak yang agresif," kata Adel Samson, salah satu peneliti di studi ini.
Ilustrasi Sel otak (Foto: Thinstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sel otak (Foto: Thinstock)
Telah diujicobakan pada manusia
Dalam studinya, tim peneliti melakukan eksperimen pada sembilan orang pasien kanker otak yang akan menjalani operasi pengangkatan tumor.
Sembilan pasien tersebut diinjeksi dengan virus tersebut menggunakan infus sebelum operasi. Kemudian, para peneliti mengambil sampel dari tumor mereka setelah diangkat dari otak. Mereka juga melakukan perbandingan antara tumor dari pasien yang dinjeksi virus dan yang tidak diinjeksi.
ADVERTISEMENT
Para peneliti menemukan di sampel tumor bahwa virus dapat mencapai bagian tersebut. Mereka juga menemukan adanya peningkatan interferon, protein yang mengaktifkan sistem imun kita. Hal itu membuat sel darah putih datang ke area tumor dan melawannya.
"Sistem imun kita tidak begitu baik dalam 'melihat' kanker, sebagian disebabkan sel kanker terlihat seperti sel tubuh kita sendiri, dan sebagian lagi karena sel kanker bisa membuat sistem imun 'buta' pada mereka. Tetapi, sistem imun kita sangat baik dalam menemukan virus," kata Alan Melcher, peneliti dan juga anggota tim studi.
"Dalam studi ini, kami berhasil menunjukkan bahwa reovirus (tipe virus oncolytic) dapat menginfeksi sel kanker di otak. Dan, yang lebih penting, tumor di otak yang diinfeksi oleh reovirus jadi lebih terlihat oleh sistem imun," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Mulai dicoba sebagai pengobatan
Sekarang, temuan ini telah mulai diaplikasikan pada percobaan klinis, di mana pasien diberikan pengobatan reovirus sebagai tambahan pada pengobatan kemoterapi dan radioterapi.
Bahkan, ada satu pasien yang sudah mendapatkan pengobatan ini. Ia diberikan 16 dosis reovirus demi mengobati tumor glioblastoma-nya.
Alasan mengapa ia mendapatkan dosis yang agak banyak adalah untuk membuat virus dapat mengaktivasi sistem imun. Percobaan klinis ini akan menunjukkan seberapa kuat pasien kanker menjalani pengobatan reovirus. Hal ini dikarenakan pengobatan reovirus memiliki efek samping seperti membuat pasien mengalami flu.
"Harapan kita adalah efek tambahan virus untuk meningkatkan respons sistem imun tubuh pada tumor akan meningkatkan jumlah sel tumor yang dibunuh pada pengobatan standardnya, yaitu radioterapi dan kemoterapi," kata Susan Short, ahli onkologi yang memimpin uji klinis virus tersebut.
ADVERTISEMENT