news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Peneliti Klaim Terapi Menggelitik Bisa Memperlambat Efek Penuaan

3 Agustus 2019 13:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tertawa. Foto: Edgard Garrido/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tertawa. Foto: Edgard Garrido/REUTERS
ADVERTISEMENT
Tak semua orang senang jika tubuh mereka digelitik. Meskipun reaksi yang biasanya mereka tunjukkan adalah tertawa terbahak-bahak, itu tak selalu berarti bahwa tertawa adalah bentuk respons terhadap sesuatu yang dianggap menyenangkan.
ADVERTISEMENT
Ada sebagian orang yang justru merasa jengkel saat area sensitif seperti telapak kaki atau bawah ketiak menjadi sasaran keusilan orang lain untuk digelitik.
Terlepas dari rasa kesal atau justru menikmati saat tubuh digelitik, mulai saat ini sebaiknya Anda jangan remehkan manfaatnya untuk kesehatan. Sebab, para peneliti dari University of Leeds di Inggris menemukan sebuah fakta bahwa cara sederhana untuk tetap bugar di usia lanjut bisa dilakukan dengan apa yang mereka sebut terapi menggelitik. Proses memperlambat efek penuaan tersebut dilakukan dengan stimulasi saraf vagus transkutan, yakni menggelitik telinga dengan arus listrik kecil.
Tim peneliti mengklaim terapi menggelitik ini sangat efektif untuk meningkatkan kesehatan tubuh pada lansia berusia 55 tahun atau lebih tua dari itu. Terapi ini juga berguna untuk menyeimbangkan sistem saraf otonom serta mengkalibrasi ulang sistem kontrol internal tubuh. Sistem saraf otonom memainkan peran penting bagi tubuh untuk mendukung fungsi sistem pernapasan, tekanan darah, detak jantung serta pencernaan.
ADVERTISEMENT
Laporan hasil penelitian yang telah diterbitkan di jurnal Aging ini juga menyebutkan manfaat lain dari terapi menggelitik, yakni dapat mengurangi risiko terkena penyakit kronis, seperti hipertensi, penyakit jantung, dan fibrilasi atrium, yakni kondisi ketika atrium jantung berdenyut secara cepat dan tidak beraturan.
“Telinga itu ibarat jalan keluar untuk bisa mengatur keseimbangan metabolisme tubuh, tanpa harus mengonsumsi obat-obatan atau prosedur invasif,” ungkap Beatrice Bretherton, yang memimpin penelitian tersebut, sebagaimana dilansir Medical Daily.
Ilustrasi telinga. Foto: Shutterstock
Penelitian ini sendiri dilakukan dengan melibatkan 29 sukarelawan berusia 55 tahun atau lebih tua dari itu. Masing-masing mencoba terapi menggelitik selama 15 menit per hari. Itu dilakukan selama lebih dari dua minggu. Mereka juga diajarkan untuk melakukan terapi sendiri di rumah.
ADVERTISEMENT
Tim peneliti mengungkapkan sesi harian dalam waktu singkat mampu menghasilkan peningkatan fisiologis dan kesehatan tubuh. Tak hanya suasana hati, kualitas tidur pun menjadi lebih baik. Terapi ini berhasil mengembalikan keseimbangan antara saraf simpatis dan saraf parasimpatis pada sistem saraf otonom
Manfaatnya tentu sangat terasa oleh kalangan usia lanjut karena mereka cenderung memiliki saraf otonom yang tidak seimbang sehingga meningkatkan risiko penyakit. Target yang disasar dalam terapi menggelitik ini adalah saraf vagus di dalam sistem parasimpatis. Arus listrik kecil yang digunakan untuk menstimulasi saraf di telinga mampu menyeimbangkan kembali sistem otonom.
"Kami percaya stimulasi ini memberikan manfaat besar untuk kehidupan seseorang, dan kami pun sedang melakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat apakah terapi ini juga bisa memberikan efek kesehatan jangka panjang," ujar Susan Deuchars, salah satu peneliti senior yang terlibat dalam penelitian ini.
ADVERTISEMENT