news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Peneliti Menduga Temukan Bulan Pertama di Luar Tata Surya Kita

7 Oktober 2018 9:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi dari exoplanet Kepler-1625b dan exomoon yang mengorbitnya (Foto: Dan Durda via Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dari exoplanet Kepler-1625b dan exomoon yang mengorbitnya (Foto: Dan Durda via Reuters)
ADVERTISEMENT
Ada banyak planet yang letaknya di luar tata surya kita. Tetapi keberadaan Bulan di sekitar exoplanet ini belum pernah terkonfirmasi.
ADVERTISEMENT
Keberadaan Bulan di luar tata surya kita, atau disebut exomoon, mungkin akan segera diakui oleh penduduk Bumi, setelah dua peneliti Universitas Columbia mempresentasikan bukti menggiurkan tentang hasil penelitian mereka.
Dua peneliti ini bernama Alex Teachey dan David Kipping. Keduanya mengevaluasi 284 planet di luar tata surya kita yang telah diidentifikasi oleh teleskop luar angkasa Hubble milik NASA.
Teachey dan Kipping melacak tanda-tanda objek angkasa di sekitar bintang Kepler-1625. Mengikuti firasat berdasarkan data menjanjikan dari teleskop Kepler, keduanya kemudian memanfaatkan teleskop Hubble untuk mengumpulkan lebih banyak data pada bintang Kepler-1625.
Dari sini mereka menemukan bahwa planet yang diberi nama Kepler-1625b, mungkin adalah rumah bagi Bulan. Kepler-1625b ini ukurannya sebesar Jupiter dan mengorbit bintangnya pada jarak yang sama dengan Bumi mengorbit Matahari.
ADVERTISEMENT
"Jika dikonfirmasi, ini adalah penemuan exomoon pertama yang benar, yang dapat ditindaklanjuti dengan sistem pengamatan ulang," kata Teachey, dikutip dari Inverse.
"Bulan dapat memberi tahu kami banyak hal tentang sejarah dinamik sistem di luar tata surya ini, dan masih ada banyak pertanyaan tentang bagaimana sistem planet berevolusi selama miliaran tahun keberadaan mereka."
Teleskop luar angkasa Hubble. (Foto: NASA)
zoom-in-whitePerbesar
Teleskop luar angkasa Hubble. (Foto: NASA)
Cara menemukan Exomoon
Ketika mencari exoplanet, para astronom mencari penurunan jumlah cahaya yang memancar dari sebuah bintang. Dengan mengukur bagaimana sebuah planet menghalangi cahaya bintang induknya saat melintas di depannya, para astronom dapat belajar banyak tentang ukuran, orbit, dan bahkan komposisi exoplanet.
Ketika sebuah planet transit melewati bintang berkali-kali, data yang terkumpul memungkinkan para astronom memahami periode orbit planet dengan sangat tepat. Dari 284 exoplanet yang ditemukan teleskop luar angkasa, ada yang unik dari Kepler-1625b.
ADVERTISEMENT
Ketika mengamati cahaya dari Kepler-1625 dengan metode transit ini, Teachey dan Kipping memperhatikan sedikit anomali dalam data transit planet Kepler-1625b: Setiap penurunan cahaya disertai dengan penurunan cahaya yang lainnya.
Riset pun berlanjut. Keduanya mengamankan 40 jam penelitian dengan teleskop Hubble. Mereka mendalami segala keingintahuan: Cahaya dalam data transit Kepler-1625b tampak seperti Bulan, kadang-kadang mengikuti planet ini, kadang-kadang memimpinnya. Bulan memiliki pola mengorbit yang sedikit tidak beraturan.
"Bulan-Bulan mengorbit planet-planet, sehingga mereka muncul di tempat yang berbeda setiap kali planet transit, kadang-kadang sebelum transit planet, kadang-kadang setelahnya," kata Teachey. "Jadi Anda tidak melihat periodisitas yang sama, dan Anda tidak bisa benar-benar menumpuk Bulan transit dengan cara yang sama."
Teachey dan Kipping akan diberikan waktu tambahan untuk memanfaatkan teleskop Hubble untuk kembali menguji Kepler-1625b.
ADVERTISEMENT
Penemuan mereka perlu dikonfirmasi dalam pengamatan lebih lanjut. Teachey dan Kipping akan sangat berhati-hati untuk menyampaikan hal ini.