Peneliti MIT Pamerkan Material Terhitam, Bisa Tangkap 99,99% Cahaya

18 September 2019 12:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perbandingan antara berlian yang bersinar dan berlian yang seolah hilang setelah ditutupi material terhitam ini. Foto: R. Capanna, R. Berlato, dan A. Pinato
zoom-in-whitePerbesar
Perbandingan antara berlian yang bersinar dan berlian yang seolah hilang setelah ditutupi material terhitam ini. Foto: R. Capanna, R. Berlato, dan A. Pinato
ADVERTISEMENT
Tim peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) memamerkan material terhitam yang pernah diproduksi di New York, Amerika Serikat. Material itu, yang 10 kali lebih hitam dari material lainnya, terbuat dari tabung nano karbon (carbon nanotubes/CNT) dan bisa menangkap lebih dari 99,99 persen cahaya.
ADVERTISEMENT
Tim MIT yang dipimpin oleh Brian Wardle ini mengaku tidak sengaja membuat material paling hitam dan paling gelap ini. Temuan ini telah dipublikasikan di jurnal ACS-Applied Materials pada 12 September 2019.
Material itu sendiri dipamerkan di acara The Redemption of Vanity yang berlangsung dari 13 September 2019 sampai 25 November 2019 di New York Stock Exchange (NYSE). Di acara itu, sebuah berlian senilai 2 juta dolar AS atau sekitar Rp 28 miliar ditutupi dengan material ini.
Hal itu membuat berlian tampak menghilang karena nyaris tidak memantulkan cahaya. Padahal, berlian adalah salah satu pemantul cahaya terbaik di Bumi.
"Objek manapun yang ditutupi oleh material CNT ini kehilangan keplastisannya dan tampak datar hingga mirip siluet," ujar Diemut Strebe, seniman yang berkolaborasi dengan tim MIT untuk memamerkan temuan unik ini, kepada Newsweek.
ADVERTISEMENT
Awalnya, tim ini sedang bereksperimen untuk mencari cara berbeda untuk membuat CNT. Mereka berusaha menumbuhkan CNT pada aluminium.
Tapi, usaha ini mendapat halangan. Mereka mendapati ada lapisan oksida yang langsung menutupi aluminium ketika terpapar udara. Lapisan itu menghalangi aluminium untuk menghantarkan panas dan listrik. Akhirnya, tim peneliti menggunakan garam untuk mengangkat lapisan oksida itu.
Setelah itu, aluminium ditransfer ke lingkungan bebas oksigen dan diletakkan dalam oven untuk menumbuhkan tabung nano. Mereka kemudian menemukan bahwa properti termal dan listrik material itu meningkat secara signifikan.
Selain itu, tim juga menemukan suatu hal yang unik, yakni warna material itu menjadi sangat hitam dan gelap.
"Saya ingat seberapa hitam material itu sebelum kami menumbuhkan tabung nano karbon di atasnya, dan setelah pertumbuhan, material terlihat semakin gelap," ujar Kehang Cui, anggota tim riset ini, seperti dilansir Newsweek.
ADVERTISEMENT
Cui lalu menghitung pemantulan optik dari sampel. Hasil penghitungan menunjukkan bahwa material mampu menyerap lebih dari 99,995 persen cahaya yang datang dari sudut manapun.
Para peneliti tidak mengetahui pasti kenapa material ini bisa menjadi sangat hitam dan gelap. Mereka menduga ada hubungannya dengan cara bagaimana material itu ditumbuhkan dari aluminium.
"CNT memiliki sejumlah variasi yang diketahui sangat hitam, tapi ini kurang dipahami mekanismenya. Hal ini perlu didalami lebih lanjut," kata Brian Wardle.
Tim peneliti mengatakan bahwa material yang sangat hitam ini punya sejumlah manfaat praktis, di antaranya untuk dipakai di teleskop dan mengurangi gangguan cahaya saat melihat ke luar angkasa.
"Material yang sangat hitam ini bisa bermanfaat bagi bidang optik dan penelitian luar angkasa. Selain itu, para seniman mungkin akan tertarik dengan material ini, karena warna hitam sudah diminati sejak sebelum masa Renaissance," ujar Wardle.
ADVERTISEMENT
"Material kami 10 kali lebih gelap dibanding apapun yang pernah dilaporkan sebelumnya. Tapi, saya pikir warna hitam yang paling hitam akan terus berubah. Sebab, akan ada orang lain yang menemukan material yang lebih hitam dan suatu saat kita akan memahami mekanisme di belakangnya. Saat itu kita akan bisa melakukan perekayasaan warna terhitam dengan baik," imbuhnya.