Peneliti Temukan Fosil 'Nenek Moyang dari Semua Kadal dan Ular'

1 Juni 2018 14:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Megachirella wachtleri. (Foto: MUSE Museo delle Scienze via Youtube)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Megachirella wachtleri. (Foto: MUSE Museo delle Scienze via Youtube)
ADVERTISEMENT
Bumi kita memiliki lebih banyak spesies reptil seperti kadal dibandingkan spesies mamalia seperti kita. Saat ini, terdapat 10 ribu spesies kadal dan ular di seluruh dunia, dua kali lipat lebih banyak daripada mamalia.
ADVERTISEMENT
Meski ada beragam reptil di Bumi, ilmuwan mengalami kesulitan untuk memahami proses evolusi kelompok hewan tersebut. Selama ini hanya sedikit yang peneliti ketahui mengenai squamata, sebutan bagi ordo reptil seperti ular dan kadal.
Namun kini, berkat temuan para peneliti yang dipublikasikan dalam jurnal Nature, satu misteri dari squamata berhasil diungkap. Sebuah fosil berusia 240 juta tahun lalu ditemukan di pegunungan Dolomite, Italia Utara. Fosil dari spesies Megachirella wachtleri ini dianggap sebagai nenek moyang dari segala kadal dan ular, serta dianggap sebagai squamata tertua di dunia.
"Spesimen ini berusia 75 juta tahun lebih tua dari yang kami kira dan merupakan fosil kadal tertua di seluruh dunia. Fosil ini memberikan informasi berharga dalam pemahaman evolusi squamata, baik yang masih hidup maupun yang sudah punah," kata Tiago Simoes, mahasiswa PhD dari University of Alberta, Kanada, dilansir Science Alert.
Fosil Megachirella wachtleri. (Foto: MUSE Museo delle Scienze)
zoom-in-whitePerbesar
Fosil Megachirella wachtleri. (Foto: MUSE Museo delle Scienze)
Fosil Megachirella wachtleri yang dianggap sebagai ‘ibu dari semua reptil’ ini sebenarnya telah ditemukan pada 2003 oleh seorang pemburu fosil amatir. Namun karena keterbatasan teknologi pada saat itu dan kurangnya pengetahuan mengenai squamata, peneliti sulit untuk mengidentifikasi fosil tersebut.
ADVERTISEMENT
Lima belas tahun kemudian, berkat teknologi micro CT scanning dengan resolusi tinggi, upaya mempelajari fosil tersebut menjadi lebih mudah. Dan akhirnya, makhluk yang sudah memfosil tersebut kemudian dapat diidentifikasi.
Simoes dan koleganya berhasil mengidentifikasi tempurung kepala, tulang leher, dan pergelangan tangan pada fosil tersebut yang hanya dimiliki oleh kadal. Selain itu, mereka juga menemukan tanda vestigial yang kini sudah tidak dimiliki oleh squamata modern, yaitu tulang pipi kecil yang disebut quadratojugal dan tulang perut yang disebut gastralia.
Megachirella yang telah menjadi fosil ini diduga hidup pada saat pertengahan periode Triassik, saat Bumi masih berupa Pangaea. Pada masa itu, bunga belum ada dan hanya ada tumbuhan primitif yang disebut likopod.
Simoes dan koleganya kini sedang mencari petunjuk dari perilaku Megachirella. Selain itu, mereka juga masih perlu untuk mencari tahu apakah ada fosil squamata lain yang lebih tua.
ADVERTISEMENT