Peneliti Temukan Ikan Hiu Pemakan Tumbuhan

Hiu bonnethead atau Sphyrna tiburo dikonfirmasi sebagai hiu omnivora pertama di dunia. (Foto: Mills Baker via wikimedia commons)

Hiu dikenal sebagai hewan karnivora atau murni hanya memakan daging. Namun, dalam riset yang dipublikasi di Royal Society B: Biological Sciences, ikan hiu bonnethead menjadi ikan hiu pertama yang terbukti omnivora atau dapat memakan daging dan tumbuhan.

Hiu bonnethead masih merupakan kerabat dari ikan hiu yang terkenal karena kepalanya yang aneh, ikan hiu kepala martil. Saat ini, diperkirakan ada 4,9 juta hiu bonnethead yang tinggal di Samudra Atlantik dan Teluk Meksiko.

Hiu ini terbukti memiliki kemampuan untuk memakan dan mencerna lamun (semacam rumput laut). Mereka tinggal di padang lamun dan sebelumnya, mereka dikira hanya memakan krustasea dan moluska.

Pada 2007, para ilmuwan mengatakan bahwa hiu ini memiliki kemungkinan dapat mencerna lamun dalam jumlah besar. Namun, kala itu tidak diketahui apakah hiu ini memakan lamun karena tidak sengaja atau karena lamun memang merupakan bagian dari makanan mereka.

“Kami selalu mengira hiu hanya memakan daging,” kata penulis studi Samantha Leigh dari Departemen Ekologi dan Biologi Evolusi di University of California, kepada Newsweek. “Ini adalah spesies pertama yang kami temukan dapat mencerna daging dan tumbuhan.”

Untuk membuktikan kalau hiu bonnethead dapat memakan tumbuhan, tim penelitian memberi makan hiu yang mereka pelihara tersebut dalam porsi 90 persen lamun dan 10 persen cumi-cumi.

Mereka kemudian menganalisis seberapa baik mereka mencerna dan mengasimilasi lamun. Hasilnya, menurut Leigh, hiu tersebut tetap sehat dan beratnya tetap bertambah.

Hiu bonnethead atau Sphyrna tiburo dikonfirmasi sebagai hiu omnivora pertama di dunia. (Foto: Tony Hisgett via wikimedia commons)

Namun, tidak semua ilmuwan dapat menerima penelitian ini.

Gavin Naylor, Direktur Program Florida untuk Penelitian Hiu di University of Florida, mengatakan kepada Newsweek bahwa ia punya masalah dengan metode penelitian yang dilakukan.

Menurutnya, studi yang dilakukan pada lima hiu selama tiga minggu saja belum cukup untuk mengambil kesimpulan. Bisa jadi hal tersebut hanya menguji respons stres yang diberikan pada hiu saat diberi makan lamun dalam jumlah besar.