news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Peneliti Temukan Meteorit yang Lebih Tua dari Bumi

8 Agustus 2018 10:49 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Meteorit yang lebih tua dari Bumi. (Foto: University of New Mexico)
zoom-in-whitePerbesar
Meteorit yang lebih tua dari Bumi. (Foto: University of New Mexico)
ADVERTISEMENT
Sekitar 4,5 miliar tahun lalu terjadi ledakan dari suatu bintang yang disebut supernova, yang membuat tersebarnya debu dan gas yang kemudian membentuk tata surya kita.
ADVERTISEMENT
Namun selain gambaran kasar tersebut, para peneliti belum mengetahui pasti bagaimana sebenarnya planet-planet terbentuk.
Kini, berkat temuan meteorit terbaru berumur 4,6 miliar tahun, yang terbentuk sebelum supernova itu terjadi, para peneliti bisa mempelajari bagaimana planet di tata surya kita terbentuk. Riset atas meteorit itu telah dipublikasikan di jurnal Nature Communications.
Dilaporkan Live Science, meteorit berwarna hijau dan berukuran sebesar bola kasti itu bernama Northwest Africa (NWA) 11119. Meteorit ini didapat dari seorang penjual batu angkasa asal Afrika pada tahun 2016.
Penjual tersebut mengirimkan spesimen kepada Carl Agee, ahli geologi planet dan kurator meteorit di University of New Mexico. Agee dan muridnya, Poorna Srinivasan, awalnya tidak yakin bahwa batu yang ia terima adalah sebuah meteorit.
ADVERTISEMENT
Namun setelah melakukan analisis lebih detail, komposisi kimianya membuat mereka terkejut.
"Kami menemukan bahwa, sangat tidak mungkin, (batu) itu berasal dari Bumi," ujar Agee.
Meski batu itu tampak seperti batuan vulkanik, komposisi kimianya mengindikasikan asal usul serta umur meteorit tersebut terbentuk.
NWA 11119 adalah meteorit beku, artinya meteorit ini terbentuk oleh magma atau lahar yang mendingin dan mengeras. Dengan usia 4,6 miliar tahun, NWA 11119 adalah meteorit beku tertua yang pernah ditemukan. Selain itu, Srinivasan juga menjelaskan bahwa ada beberapa meteorit non-beku yang lebih tua.
30 persen dari NWA 11119 terbentuk dari kristal silika besar yang dikenal juga sebagai tridimit atau tridymite. Jumlah tersebut dapat sebanding dengan apa yang ditemukan pada batuan vulkanik di Bumi, namun, Srinivasan menambahkan, jumlah tersebut jarang ditemukan di meteorit.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, komposisi dari NWA 11119 terlihat serupa dengan material yang membentuk kerak Bumi. Hal ini membuat para peneliti menduga NWA 11119 adalah bagian dari sebuah asteroid yang bagian keraknya terbentuk dengan cara yang sama dengan kerak Bumi.
Planet bumi. (Foto: Qimono via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Planet bumi. (Foto: Qimono via Pixabay)
Hasil analisis kimia selanjutnya juga menemukan bahwa meteorit tersebut mirip dengan dua meteorit unik lainnya, yakni NWA 7235 and Almahata Sitta. Srinivasan menjelaskan hal tersebut memberikan dugaan bahwa tiga batu angkasa tersebut berasal dari satu sumber yang sama.
Masih banyak yang belum diketahui atas bagaimana planet terbentuk dan temuan seperti ini bisa membantu para peneliti memahami bagaimana planet, termasuk Bumi, terbentuk.
"Masih banyak yang harus dipelajari atas bagaimana kerak Bumi terbentuk," kata Srinivasan.
ADVERTISEMENT
"Sekarang yang kita pahami baru sebagian kecil saja," imbuhnya.