Peneliti Temukan Otot Sisa Evolusi yang Muncul pada Janin Manusia

10 Oktober 2019 17:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tangan kiri embrio manusia berumur 10 minggu. Foto: biologists.org/Riu Diogo, Natalia Siomava, Yorick Gitton
zoom-in-whitePerbesar
Tangan kiri embrio manusia berumur 10 minggu. Foto: biologists.org/Riu Diogo, Natalia Siomava, Yorick Gitton
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penelitian baru-baru ini mengungkapkan fakta unik tentang embrio manusia. Melalui gambar 3D (tiga dimensi) terperinci, para peneliti menemukan beberapa otot misterius yang sempat terbentuk di tangan dan kaki embrio. Tapi, otot itu menghilang sebelum si embrio lahir.
ADVERTISEMENT
Temuan ini telah dipublikasikan di jurnal Development pada 1 Oktober 2019. Para peneliti menduga otot itu adalah sisa evolusi yang ada di tubuh manusia.
Rui Diogo, ahli evolusi biologi dan paleobiologi hominid di Howard University, Amerika Serikat, mengatakan bahwa otot-otot misterius tersebut bisa ditemukan pada hewan yang punya jari lebih banyak dari manusia. Di antaranya adalah kadal yang punya ibu jari fleksibel, dan simpanse yang juga terkenal dengan sifat fleksibelnya pada kakinya.
Sedangkan pada manusia, jaringan-jaringan ini menyatu dengan otot-otot lain atau menyusut dan menghilang sebelum manusia dilahirkan. Para peneliti menduga otot itu mulai lenyap dari leluhur manusia yang hidup lebih dari 250 juta tahun lalu. Ini ketika mamalia mulai berevolusi dari mamalia mirip reptil.
Perkembangan janin. Foto: Shutterstock
Dalam riset ini, Diogo mempelajari 13 gambar tiga dimensi dari embrio berusia antara tujuh hingga 13 bulan. Ia dan timnya menemukan bahwa pada usia kehamilan tujuh minggu, janin manusia telah memiliki tangan dan kaki yang masing-masing memiliki 30 otot. Uniknya, angka itu menurun jadi 20 enam minggu kemudian.
ADVERTISEMENT
Misalnya, sebuah otot di tangan yang dikenal sebagai "contrahens 5". Otot itu terhubung dengan jari kelingking dan membantu jari tertarik ke bawah. Otot tersebut muncul pada monyet dewasa dan embrio manusia yang sedang berkembang.
Tim peneliti menemukan bahwa pada embrio manusia yang berusia 10 minggu, jaringan otot itu mulai menghilang. Sementara di kaki, otot-otot yang terletak di antara tulang metatarsal dan jari-jari kaki sempat terbentuk sepenuhnya dan melebur ketika janin berusia sembilan minggu.
"Ini adalah otot-otot yang kita tahu pernah ada pada leluhur kita dan otot-otot ini ternyata masih ada di sana," kata Diogo, dilansir Live Science.
Diogo menjelaskan struktur sementara pada manusia. Sisa-sisa otot ini dikenal sebagai atavisme, yaitu struktur anatomi yang telah hilang pada organisme tertentu tetapi mungkin muncul selama perkembangan embrionik.
Embrio 8 minggu dalam tampilan posterior menunjukkan badan dan kepala. Foto: biologists.org/Riu Diogo, Natalia Siomava, Yorick Gitton
Meskipun manusia biasanya kehilangan sepertiga dari otot tungkai atavisme sebelum lahir, riset menjelaskan bahwa pada kesempatan yang jarang terjadi atau anomali, satu atau dua otot ini bertahan hingga usia dewasa. Otot-otot semacam itu biasanya tidak menyebabkan masalah atau memberi kemampuan ekstra pada pemiliknya. Tapi, secara signifikan otot-otot tersebut lebih sering muncul pada individu dengan dengan down syndrom atau Edwards syndrome.
ADVERTISEMENT
Para peneliti menduga ini karena manusia cenderung lebih mungkin tetap memiliki otot atavisme ketika mengalami keterlambatan perkembangan saat masih berada di dalam rahim.
Lebih jauh, Diogo berencana menggunakan basis data penelitiannya untuk mempelajari bagaimana kepala, arteri, dan saraf manusia berkembang dalam rahim. Selain menggali rincian baru dari sejarah evolusi manusia, Diogo mengatakan, ia bertujuan untuk membantu tenaga medis profesional dalam memprediksi variasi anatomi pada pasien tertentu.
Meski begitu, mengingat sampel penelitian yang terbatas, eksistensi otot-otot ini masih harus dipelajari lebih jauh dengan riset lainnya.
Delphine Duprez, ahli perkembangan biologi di Institute of Biology Paris-Seine yang tidak terlibat dalam riset, mengatakan bahwa riset ini memberikan sebuah peta lengkap atas perkembangan anggota badan pada embrio manusia. Tetapi, menurutnya, hasil temuan ini masih belum terverifikasi dan mungkin akan sulit dikonfirmasi.
ADVERTISEMENT
“Ini karena, dibanding dengan model hewan, sangat sulit untuk mempelajari perkembangan otot pada embrio manusia,” kata dia.