Peneliti Temukan Sisa-sisa Keju Berusia 7.200 Tahun di Kroasia

6 September 2018 17:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keju berjamur (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Keju berjamur (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Tim arkeolog menemukan adanya sisa-sisa keju di dalam sebuah tembikar tanah liat berusia 7.200 tahun di Kroasia. Temuan ini memberikan dugaan baru bahwa manusia di daerah Mediterania telah membuat keju jauh lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Dilansir Science Alert, tim gabungan dari AS, Inggris, dan Kroasia, menganalisis pecahan keramik yang ditemukan di dua situs arkeologi neolitik, yakni Pokrovnik dan Danilo Bitinj di Kroasia. Analisis dilakukan untuk mempelajari makanan apa yang pernah disimpan di dalamnya.
Temuan analisis ini telah dipublikasikan di jurnal PLOS ONE. Dalam hasil analisis ditemukan bahwa keramik tersebut mengandung sisa-sisa keju dalam bentuk residu lemak. Menurut laporan CNN, keramik yang ditemukan juga diduga didesain untuk membuat dan menyimpan keju atau yogurt.
Sementara itu, berdasarkan hasil riset ini, temuan tersebut merupakan salah satu bukti tertua pembuatan keju di dunia.
"Temuan ini mendorong mundur dugaan pembuatan awal keju hingga 4 ribu tahun," kata Sarah B. McClure, pemimpin riset dan profesor antropologi di Pennsylvania State University.
ADVERTISEMENT
Sejarah wadah penyimpanan keju
Susu, yogurt, dan keju ternyata mempengaruhi bentuk tembikar yang digunakan untuk menyimpan bahan makanan tersebut. Pada periode awal neolitik, tembikar bernama impressed ware digunakan untuk menyimpan daging, ikan, dan susu.
500 tahun kemudian, pada tahun 5200 Sebelum Masehi (SM), dikembangkan sebuah tembikar yang disebut Danilo yang memiliki dua gaya berbeda, yaitu Figulina dan Rhyta.
Tembikar Rhyta yang menyimpan sisa-sisa keju berusia 7 ribu tahun.  (Foto: Sibenik City Museum)
zoom-in-whitePerbesar
Tembikar Rhyta yang menyimpan sisa-sisa keju berusia 7 ribu tahun. (Foto: Sibenik City Museum)
Figulina digunakan untuk menyimpan susu, lemak hewan, dan ikan. Tembikar bergaya ini biasanya didekorasi cantik dan berwarna kekuning-kuningan.
Sementara Rhyta digunakan untuk menyimpan keju. Tembikar bergaya ini memiliki pegangan unik dan bukaan yang besar di sampingnya serta biasanya dibentuk seperti hewan atau manusia.
"Produksi keju menjadi penting hingga orang-orang membuat peralatan baru jenis baru," kata McClure. "Apa yang kita lihat ini adalah pergeseran budaya," tambah dia.
Ilustrasi tembikar kuno. (Foto: Fancycrave via pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tembikar kuno. (Foto: Fancycrave via pexels)
Para peneliti juga meyakini bahwa ketersediaan susu dan produk turunannya membantu anak-anak untuk bisa bertahan hidup dan disapih lebih awal sehingga meningkatkan angka kelahiran.
ADVERTISEMENT
Peneliti juga mempercayai bahwa penurunan kematian anak dan tambahan produk turunan susu membantu komunitas bertani untuk berkembang ke daerah lain, yang kemudian menyebabkan pergeseran demografi.
Selain itu dijelaskan juga bahwa karena sejak zaman dahulu anak-anak manusia telah minum susu dan memakan keju atau yogurt, kemampuan toleransi terhadap produk turunan susu bisa diturunkan ke generasi selanjutnya.
Dugaan bentuk keju kuno
Keju ricotta (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Keju ricotta (Foto: Thinkstock)
Memang yang ditemukan dalam tembikar berusia 7.700 tahun ini hanyalah sisa-sisa residu di dalam sebuah tembikar tanah liat. Namun McClure berani memprediksi bahwa keju ini memiliki bentuk padat.
"Saya membayangkan bentuknya seperti keju segar dan padat. Tidak selembek ricotta. Mungkin mirip keju peternak atau mungkin feta," ujarnya dikutip dari Live Science.
ADVERTISEMENT
Pada 2014 lalu, peneliti lain pernah melaporkan temuan keju di bagian leher mumi berusia 3.800 tahun di China. Diduga keju tersebut dikuburkan bersama-sama dengan si mumi dengan maksud menjadi makanan camilan di alam baka.
Selain itu, beberapa waktu lalu dilaporkan juga bahwa ada temuan keju berusia 3.000 tahun di sebuah makam kuno Mesir. Namun sayangnya keju ini cukup mematikan karena telah dicemari oleh bakteri Brucella yang bisa menyebabkan penyakit brucellosis.