Peneliti Temukan Titik Terang Misteri Pembuat Stonehenge

7 Agustus 2018 6:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stonehenge dari atas . (Foto: Flickr/Yehiel Elharar)
zoom-in-whitePerbesar
Stonehenge dari atas . (Foto: Flickr/Yehiel Elharar)
ADVERTISEMENT
Meski telah diteliti selama lebih dari satu abad, masih sangat sedikit yang sudah diketahui mengenai kuburan di dekat Stonehenge dan identitas mengenai orang-orang yang dikuburkan di sana. Sedikitnya informasi yang diketahui ini dikarenakan orang-orang yang dikuburkan itu telah dikremasi lebih dulu sehingga sulit bagi peneliti untuk menganalisis sisa tulang mereka.
ADVERTISEMENT
Kini hasil sebuah riset terbaru yang dipublikasikan di Scientific Reports mengungkap bahwa orang-orang yang dikuburkan itu merupakan orang asing, bukan orang asli Inggris, tempat situs batu itu berada. Peneliti riset ini juga menuturkan, kemungkinannya orang-orang pindahan itu jugalah yang telah memindahkan bebatuan bluestone dari sekitar Pegunungan Preseli di Wales bagian barat ke Amesbury, Salisbury, Inggris bagian selatan.
Dikutip dari Science Daily, riset ini merupakan hasil kolaborasi antara para peneliti dari University of Oxford, University College London, Université Libre de Bruxelles, Vrije Universiteit Brussel, dan Muséum National d'Histoire Naturelle de Paris. Riset dilakukan dengan menggunakan kombinasi metode penanggalan karbon dan pengembangan baru analisis arkeologi yang diprakarsai oleh Christophe Snoeck, pemimpin riset dari School of Archaeology at Oxford.
ADVERTISEMENT
Dengan izin dari Historic England dan English Heritage, tim peneliti menganalisis sisa tulang tengkorak dari 25 orang yang dikuburkan di dekat Stonehenge itu untuk mengetahui asal-usul kehidupan mereka. Tulang tengkorak 25 orang ini merupakan bagian sisa-sisa tulang yang didapat dari 56 lubang di sekitar Stonehenge yang digali dan diangkut pada tahun 1920-an lalu. Lubang-lubang ini dikenal juga dengan sebutan Aubrey Holes.
Stonehenge di Inggris (Foto: Freesally)
zoom-in-whitePerbesar
Stonehenge di Inggris (Foto: Freesally)
Hasil analisis menunjukkan, sedikitnya 10 dari 25 orang itu sebelumnya tidak tinggal di sekitar Stonehenge. Para peneliti justru menemukan bahwa rasio isotop stronsium dari tulang-tulang tengkorak ini konsisten atau sesuai dengan tulang-tulang milik manusia yang berasal dari Wales barat, tempat bebatuan penyusun Stonehenge berasal.
Hubungan ini menunjukkan bahwa Wales bagian barat merupakan tempat asal yang paling mungkin dari beberapa orang yang dikuburkan di sekitar Stonehenge ini. Selain itu para peneliti juga menduga, ada kemungkinan bahwa orang-orang inilah yang membawa bebatuan dari Wales barat ke situs batu ini.
ADVERTISEMENT
Christophe Snoeck mengatakan, “Penemuan baru ini mengungkapkan beberapa informasi biologi yang bertahan dari suhu tinggi selama kremasi (hingga 1000 derajat Celcius) menawarkan kita kemungkinan menarik untuk akhirnya mempelajari asal-usul mereka yang dimakamkan di Stonehenge.”
“Kombinasi kuat dari isotop yang stabil dan teknologi spasial memberi kita wawasan baru mengenai komunitas yang membangun Stonehenge. Sisa-sisa kremasi dari Aubrey Holes yang penuh teka-teki dan pemetaan biosfer terbaru menunjukkan bahwa orang-orang dari Pegunungan Preseli tidak hanya menyediakan bluestones yang digunakan untuk membangun Stonehenge, tetapi berpindah dengan bebatuan itu dan dikuburkan di sana juga,” ujar John Pouncett, peneliti lain yang terlibat dalam riset ini.
Stonehenge. (Foto: Flickr/Arthur Pignotti)
zoom-in-whitePerbesar
Stonehenge. (Foto: Flickr/Arthur Pignotti)
Sebelumnya terkait bagaimana batu-batuan yang berdasarkan penanggalan karbon telah berpindah tempat sejak antara tahun 2400 Sebelum Masehi dan 2200 Sebelum Masehi itu, sejumlah arkeolog terbagi dua dalam pendapat yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Ada kelompok arkeolog yang menyebutkan bahwa batu-batuan di Stonehenge itu berpindah karena pergerakan gletser, tapi sebagian besar arkeolog berpendapat batu-batuan itu diangkut oleh manusia.
Kini dengan adanya hasil riset terbaru ini, tampaknya argumen bahwa bebatuan itu diangkut oleh manusia akan menjadi semakin kuat dibanding argumen lainnya.