Peneliti Ungkap Kenapa Ada Orang yang Suka Musik dan Ada yang Tidak

4 Juli 2019 19:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mendengarkan musik. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mendengarkan musik. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebuah riset terbaru mengungkap alasan kenapa ada orang yang suka musik dan ada yang tidak. Menurut hasil riset, ini semua bergantung pada struktur otak masing-masing orang.
ADVERTISEMENT
Laporan hasil riset ini telah dipublikasikan di Journal of Neuroscience pada 19 Juni 2019. Laporan ini menjelaskan bahwa struktur white matter atau ganglia dasar di otak menjadi alasan di balik kesukaan seseorang pada musik.
Tim peneliti dari University of Barcelona (UB) dan Bellvitge Biomedical Research Institute (UB-IDIBELL) memulai riset ini dengan mempelajari anhedonia musikal. Itu adalah kondisi ketika seseorang tidak bisa merasakan senang saat mendengarkan musik, meski bisa merasakan senang ketika makan atau berhubungan seks.
Tim periset kemudian tertarik untuk mempelajari ganglia dasar otak yang menghubungkan dua area di otak. Dua area yang dimaksud adalah korteks pendengaran dan bagian otak yang memberi rasa senang. Hal ini untuk mengetahui bagaimana kedua area itu saling berhubungan di dalam otak orang-orang yang menderita anhedonia musikal.
ADVERTISEMENT
Dalam riset ini tim peneliti merekrut 38 responden. Satu per tiganya menderita kondisi anhedonia musikal. Tim periset lalu menggunakan alat pemindai MRI untuk mempelajari otak para responden yang sedang diperdengarkan lagu klasik.
Pada waktu yang sama, para responden juga diminta menilai tingkat kepuasan mereka saat mendengar musik. Mereka diminta memberikan nilai dengan skala satu sampai empat.
Hasilnya adalah tim periset menemukan korelasi antara perbedaan rasa senang yang orang-orang dapatkan dari mendengar musik dengan tingkat keterhubungan antara bagian supratemporal auditory cortex di korteks pendengaran dengan ventral striatum yang merupakan bagian dari sirkuit pemberi rasa senang di otak.
Para responden yang menderita anhedonia musikal memiliki tingkat keterhubungan ganglia dasar otak yang lebih rendah terhadap bagian-bagian tersebut. Menurut peneliti, ini mengindikasikan bahwa aliran komunikasi ini memiliki peran dalam kemampuan kita untuk menikmati musik atau suara yang berirama.
ADVERTISEMENT
"Temuan ini menjelaskan mengapa ada anhedonia yang spesifik bagi stimulus tertentu, seperti musik, tapi tidak bagi stimulus seperti makanan dan permainan," kata pemimpin riset ini, Josep Marco-Pallarés, dilansir IFL Science.
"Riset ini bisa memiliki kegunaan lain, yaitu untuk memahami beberapa penyakit lain yang berhubungan dengan suatu ketagihan tertentu atau anhedonia bagi stimulus lain," lanjut dia.