Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Peneliti Ungkap Kenapa Gajah Jarang Kena Kanker
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal Cell Reports, para peneliti dari University of Utah berhasil menemukan bahwa ada suatu DNA yang menjadi alasan mengapa gajah cukup tahan terhadap kanker.
Memang gajah tidak imun dari serangan kanker, tapi hanya 1 dari 20 gajah yang mengalami penyakit mematikan ini. Angka ini cukup rendah dibandingkan manusia yang 1 dari 5 orangnya mengalami kanker.
Menurut para peneliti, hal menakjubkkan tersebut terjadi berkat adanya DNA sampah, sebutan bagi DNA yang tidak memiliki kode protein di dalamnya.
Meski tak berkode, DNA tersebut memiliki beberapa fungsi, salah satunya adalah kemampuan untuk mengontrol kapan dan di mana suatu gen digunakan.
"Dulu banyak yang mengatakan bahwa daerah tak berkode itu sebagai 'DNA sampah', tapi saya melihatnya sebagai suatu hutan yang belum dieksplorasi," ujar Christopher Gregg, salah satu peneliti dari tim studi, seperti dilansir Science Alert .
ADVERTISEMENT
"Kita mempelajari daerah tak berkode itu untuk mencoba menemukan bagian baru dari genom yang mungkin bisa mengontrol penyakit," tambahnya.
Dalam studi ini, tim peneliti melakukan pencarian suatu genom pada gajah yang membantu melawan terjadinya mutasi. Gen yang mereka cari haruslah biasa ditemukan pada vertebrata lainnya, tapi lebih berkembang pada gajah.
Setelah melakukan eksperimen dengan mengekspos DNA pada radiasi sinar gamma, tim peneliti menemukan ada tiga gen pada gajah yang sedang dalam proses perbaikan DNA melawan terjadinya mutasi. Gen tersebut adalah FANCL, VRK2 dan BCL11A.
Karena vertebrata berevolusi dari leluhur yang sama, banyak mamalia, termasuk manusia, juga memiliki DNA yang melawan terjadinya mutasi ini. Sayangnya tiga gen tersebut tidak melindungi manusia dari kanker, sebagaimana mereka melindungi gajah.
ADVERTISEMENT
Namun dengan mempelajari tiga gen itu, kita bisa menambah pemahaman kita atas evolusi pada gajah, dan juga apakah kita bisa membuat perubahan serupa pada gen kita.
Tim peneliti menambahkan, dalam studi ini ada beberapa mamalia lain yang juga dipelajari genomnya, yaitu kalelawar, lumba-lumba, paus orca, tikus tanah dan tupai.
Studi ini juga mempelajari bagian-bagian tertentu dari tiap mamalia tersebut dengan harapan bisa diterapkan sebagai cara untuk mengatasi penyakit pada manusia.
"Metode ini memberikan kita suatu cara untuk mempelajari genom dan juga berpotensi untuk menemukan suatu cara baru untuk mengidentifikasi, mendiagnosis dan mengobati suatu penyakit,” harap Gregg.